Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cerita di Balik Secangkir Kopi

27 November 2017   17:04 Diperbarui: 27 November 2017   17:09 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"mereka mabuk mas...yang ada di otak mereka cuma nafsu tidak ada yang lain. Jangankan untuk mengenaliku, mengenali diri mereka sendiri saja mereka tidak bisa mas..." terang Sari pelan

"aku tahu apa yang mas Yono inginkan sejak tadi siang di kedai mas...makanya aku datang sekarang..."

Yono sedikit menolak tubuh Sari, menjauhkan dari tubuhnya.

"maaf ya dek Sari...bukan mas sepelekan dek Sari...tapi mas harus kembali ke barak sekarang..." kata Yono tegas

Sari merengut, "Kenapa mas ? mas Yono nggak tertarik sama Sari ?" suaranya menahan malu

Yono menggenggam jemari Sari, "mas Yono selama ini menganggap Sari seperti adik sendiri...nggak mungkin mas Yono mengingkari itu kan...?"

Sari mulai terisak. Ada penyesalan menyeruak dari setiap bulir airmatanya. Menyesal. Malu. Kecewa.

"Mas...aku cinta sama mas Yono...aku kesini bukan untuk jual diriku mas...tapi benar-benar untuk mengungkapkan perasaanku..." tutur Sari sesenggukan

Yono terkesiap dan tetap berusaha tenang, meski dadanya berdegup kencang.

"maafkan mas Yono ya dek...mas Yono nggak bisa...mas Yono tahu kok, dek Sari sebenarnya perempuan baik-baik...tapi mas Yono tetap menganggap dek Sari seperti adik, bukan yang lain..."

"mas, tolong jangan ceritakan pada siapapun tentang pekerjaannku ini...aku malu mas...aku kemarin memang melayani mang Deden mas...tapi itu juga terpaksa karena mang Deden dan mang Kadir mabuk berat. Aku takut dan akhirnya memenuhi keinginan mereka..." ucap Sari lirih dengan linangan airmata yang semakin deras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun