Mohon tunggu...
Fifin Nurdiyana
Fifin Nurdiyana Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

PNS, Social Worker, Blogger and also a Mom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersih dan Senyum : Love at the First Sight

29 September 2016   17:44 Diperbarui: 29 September 2016   17:52 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu wilayah perairan Indonesia-Belitong yang Bersih, Indah dan Nyaman (sumber:Dokpri)

Sejak dahulu Indonesia mempunyai budaya yang santun dan ketimuran. Salah satu karakternya adalah masyarakatnya yang ramah dan murah senyum. Tentu saja ini adalah warisan budaya yang harus dipertahankan, bukan saja sebagai identitas diri bangsa tapi juga sebagai character capital dalam pembangunan yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip global development tanpa mengabaikan nilai-nilai luhur tradisi bangsa.

Namun tidak dapat dimungkiri, arus deras budaya asing yang masuk, jika tidak dibarengi dengan kekuatan karakter bangsa, maka dapat tergerus kapan saja. Hal ini tentu menjadi tantangan bagi Indonesia untuk dapat mempertahankan karakter budaya bangsa tanpa mengabaikan jalannya pembangunan yang mengarah ke arah global.

Pemerintah melalui era revolusi mental menyadari persoalan tersebut dan mulai mencanangkan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) pada tanggal 19 September 2015 sebagai bentuk upaya melestarikan karakter budaya bangsa sekaligus menjadikannya sebagai modal pembangunan di segala bidang.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) menyambut positif gerakan tersebut dan menjadikan GBBS sebagai momen untuk mensosialisasikan pembangunan di bidang kemaritiman terutama upaya untuk mewujudkan kekuatan Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas lautan lebih besar dibandingkan daratan dengan garis pantai terpanjang (81.000 km) kedua setelah Kanada. Tentu saja ini menjadi kekuatan besar bagi Indonesia untuk memajukan pembangunan di segala bidang melalui kebijakan-kebijakan regulasi membangun sektor kemaritiman.

Namun, sekali lagi, pembangunan tanpa melibatkan masyarakat sebagai partisipan publik akan sia-sia, sebab masyarakat adalah salah satu pilar berdirinya sebuah negara sehingga dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan pembangunan.

Lantas, apa peran masyarakat sebagai wujud partisipasi aktifnya dalam pembangunan ?

Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) mengajak dan memberi kesempatan masyarakat luas untuk turut berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Gerakan ini dapat dimulai dari lingkup yang terkecil yaitu individu. Character building pada setiap individu akan sangat membantu dalam proses kelancaran pembangunan.

Masyarakat harus merubah mindset ke arah yang lebih baik karena kesadaran diri sendiri adalah awal terbentuknya kelompok masyarakat yang memiliki karakter budaya yang tinggi.

gotongroyong warga membersihkan kampung (sumber:Dokpri)
gotongroyong warga membersihkan kampung (sumber:Dokpri)
Banyak cara yang dapat dilakukan, seperti di daerahku yang masih mengakar kuat tentang karakter budaya bangsa ini, misalnya saling tersenyum dan bertegur sapa saat bertemu dengan orang lain, membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, gotong royong membersihkan kampung sampai memberi salam dan sedikit membungkukkan badan saat bertemu dengan orang yang lebih tua sebagai bentuk menghormati dan kesantunan. Nampak sederhana, tapi dari hal yang sederhana inilah akan dapat tercipta hal-hal manfaat yang besar.

Mengapa Bersih dan Senyum ?

Seperti kita tahu, the first sight adalah hal terpenting dalam awal menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Pada pandangan pertama inilah akan memberi kesan pada orang lain apakah akan menjalin hubungan baik atau justru sebaliknya akan memutuskan hubungan. Kesan pertama yang baik tentu akan menciptakan hubungan yang baik pula.

Pun dengan hubungan kerjasama dalam pembangunan. Kesan pertama lah yang harus dikemas baik agar hubungan kerjasama yang baik dapat tercipta dalam proses pembangunan secara global. Jika kesan pertama tidak menarik, bagaimana mungkin investor dan pelaku pembangunan lainnya akan bersedia membangun kerjasama yang baik dengan negara kita ? sementara kerjasama ini sangat diperlukan untuk memajukan pembangunan ke tingkat dunia.

Salah satu menciptakan kesan pertama yang baik adalah dengan menciptakan kebersihan. Kebersihan ini bukan hanya dilakukan di wilayah-wilayah publik saja tapi juga harus diterapkan kedisiplinannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Kebersihan harus dimulai dari diri sendiri. Menanamkan prinsip bersih dalam perilaku keseharian merupakan salah satu bentuk kesadaran revolusi mental.

Bayangkan, jika budaya bersih ini tercipta secara menyeluruh di wilayah Indonesia. Daratan yang bersih serta wilayah maritim yang bersih. Bukan hanya dapat dinikmati secara kasat mata, tapi juga turut melestarikan sumberdaya alam darat dan laut yang juga merupakan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia.

Ekosistem ikan, terumbu karang dan satwa laut lainnya akan terjaga dengan baik. Produksi ikan yang melimpah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sementara keseimbangan yang baik antara sumberdaya manusia dan sumberdaya alam di wilayah maritim akan menjadikan Indonesia sebagai poros kekuatan maritim dunia.

salah satu wilayah perairan Indonesia-Belitong yang Bersih, Indah dan Nyaman (sumber:Dokpri)
salah satu wilayah perairan Indonesia-Belitong yang Bersih, Indah dan Nyaman (sumber:Dokpri)
Masih ingat pengalaman saya ketika hopping island di Belitong. Ketika hendak turun ke laut, para nelayan lokal mengingatkan saya dan teman-teman untuk tidak membuang sampah di laut. Para nelayan setempat begitu peduli dengan kebersihan laut di Belitong. Mereka tidak ingin laut dihiasi oleh sampah-sampah manusia. Mereka juga mengatakan bahwa keberlangsungan hidup satwa laut dan terumbu karang sangat bergantung pada perilaku kita (manusia).

Faktor terbesar dari rusaknya terumbu karang dan matinya satwa laut adalah dikarenakan perilaku manusia yang tidak berempati dan tidak peduli dengan keadaan laut. Dan kesadaran diri untuk tidak membuang sampah di laut merupakan kebiasaan buruk manusia yang belum dimiliki secara maksimal. Namun, saya salut dengan para nelayan Belitong tersebut.

Dari kepedulian mereka dan menyampaikan empati mereka pada saya dan teman-teman merupakan suggest bagi kami untuk selalu “ingat” tidak membuang sampah di laut. Alangkah indahnya jika dapat saling mengingatkan seperti itu bukan ?!

Begitu juga dengan senyum. Senyum adalah salah satu simbol keramahtamahan. Keramahan masyarakat Indonesia memiliki “nilai jual” yang tinggi bagi kemajuan pembangunan. Pada sektor perekonomian, kondisi sosial budaya bangsa yang baik dan kondusif sangat mempengaruhi laju perkembangan ekonomi terutama dalam meningkatkan kepercayaan para penanam modal asing untuk menanamkan modalnya ke Indonesia.

Dalam sektor pariwisata, keramahan masyarakat Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan mancanegara untuk menjadikan Indonesia sebagai pilihan destinasi wisata mereka sehingga dapat memberikan devisa bagi negara di bidang pariwisata.

Pemerintah melalui Kemenko Maritim telah berupaya untuk memajukan pembangunan Indonesia dengan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS), kini saatnya kita turut berperanserta aktif mendukung gerakan tersebut dengan menerapkan 3 mindset berikut :

  • Stop Apatis. Sudah saatnya kita bersikap peduli terhadap kepentingan bangsa dan negara. Bahwa negara membutuhkan peran aktif kita dalam proses pembangunan, maka bersikap acuh tak acuh justru akan memperlambat laju perkembangan pembangunan bangsa. Senantiasa berprasangka dan berpikir positif akan membentuk karakter empati dan peduli pada diri kita.
  • Mulai dari Diri Sendiri. Mendisiplinkan diri untuk bersih dan senyum serta perilaku baik lainnya tak perlu menunggu orang lain. Mulailah dari diri sendiri dan sebarkan untuk orang lain. Memberi suggest orang lain untuk dapat bersikap baik akan menjadi nilai yang tak ternilai harganya.
  • Tanamkan Jiwa Cinta Tanah Air. Sebagai penduduk Indonesia, memiliki rasa cinta pada tanah air adalah hal yang sangat penting. Dari kecintaan inilah maka akan tumbuh rasa nasionalis dan rasa memiliki serta kemauan untuk rela berjuang dan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara sehingga mendukung setiap kebijakan pemerintah bukan menjadi suatu beban tapi justru menjadi tanggungjawab yang harus dilaksanakan dengan baik.

Nah, tunggu apa lagi sahabat ? yuk kita dukung Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) dengan mulai dari diri sendiri lalu sebarkan kebaikan pada orang lain sebagai langkah peran serta aktif kita dalam mendukung pemerintah dalam memajukan pembangunan bangsa dan negara terutama di bidang kemaritiman.

Buat dunia terpukau dan merasakan love at the first sight pada Indonesia dengan Budaya Bersih dan Senyum !

***

Facebook : https://www.facebook.com/fien.fiqih
Twitter : https://twitter.com/fifin_diyana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun