Mohon tunggu...
Fifi Fitriana Sari
Fifi Fitriana Sari Mohon Tunggu... Dosen - STKIP Yapis Dompu

Mahasiswa S3 UNDIKSA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter di Era Digital: Bagaimana Peran Orangtua?

26 November 2024   22:10 Diperbarui: 26 November 2024   22:10 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan karakter merupakan fondasi penting dalam pembentukan kepribadian individu. Dalam konteks ini, keluarga memiliki peran sentral sebagai lingkungan pertama dan utama yang membentuk nilai-nilai dasar seorang anak. Keluarga bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai lembaga pendidikan informal yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan moral, etika, dan kepribadian anak sejak usia dini. 

Dalam masa perkembangan awal, anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan keluarga. Interaksi yang terjalin antara orang tua dan anak menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, empati, dan ra

Era digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk cara anak-anak belajar, berinteraksi, dan membentuk kepribadian. Dengan akses yang mudah ke teknologi dan informasi, anak-anak masa kini lebih cepat terpapar berbagai konten, baik positif maupun negatif. Kondisi ini memberikan peluang bagi anak untuk berkembang lebih cepat, tetapi juga menghadirkan tantangan yang kompleks dalam pembentukan karakter mereka. Di sinilah peran orang tua menjadi semakin penting dalam mengarahkan anak agar tetap memiliki nilai-nilai moral yang kokoh.

Pendidikan karakter, yang bertujuan membentuk kepribadian anak berdasarkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan disiplin, menghadapi tantangan baru di era digital. Pengaruh media sosial, game online, dan konten digital lainnya sering kali mengalihkan perhatian anak dari nilai-nilai yang seharusnya mereka pelajari. Anak-anak juga rentan terhadap perilaku negatif seperti ketergantungan pada teknologi, cyberbullying, dan paparan konten yang tidak sesuai dengan usia. Dalam konteks ini, keluarga tetap menjadi benteng pertama yang melindungi anak dari pengaruh negatif tersebut.

Mengajarkan pendidikan karakter di rumah di era digital membutuhkan pendekatan yang strategis dari orang tua. Sebagai langkah awal, orang tua harus memberikan teladan yang baik, karena anak cenderung meniru perilaku mereka. Kedisiplinan dalam penggunaan teknologi, empati dalam interaksi sehari-hari, dan kejujuran dalam bertindak menjadi contoh nyata yang dapat diikuti anak. Selain itu, pengaturan penggunaan teknologi sangat penting, seperti menetapkan batas waktu pemakaian gawai dan memastikan anak memahami keseimbangan antara aktivitas online dan offline. Orang tua juga perlu mengawasi jenis konten yang diakses anak melalui fitur kontrol orang tua (parental control) serta berdiskusi tentang konten yang mereka temui untuk membantu anak memahami nilai-nilai yang baik dan buruk.

Penting bagi orang tua untuk menanamkan kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajarkan etika digital, menghormati privasi orang lain, dan tidak menyebarkan informasi palsu. Selain itu, menciptakan waktu berkualitas bersama keluarga, seperti bermain atau berdiskusi, dapat menjadi sarana untuk memperkuat hubungan sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter. Literasi digital juga perlu diajarkan agar anak memahami cara menggunakan teknologi secara bijak, termasuk mengevaluasi informasi yang ditemukan di internet dan menghindari cyberbullying.

Orang tua juga dapat mendekatkan anak pada nilai-nilai spiritual dan moral melalui kegiatan keagamaan atau diskusi tentang makna kehidupan, yang membantu membangun kesadaran moral anak. Memberikan penghargaan atas perilaku positif dan koreksi yang bijak atas kesalahan juga menjadi cara efektif untuk membimbing anak. Dengan pendekatan ini, pendidikan karakter dapat tetap terjaga, meskipun anak tumbuh di tengah perkembangan teknologi, sehingga mereka menjadi individu yang berkarakter kuat dan mampu memanfaatkan teknologi secara positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun