Para pemuda sering kali dianggap sebagai suatu harapan dan pendorong perubahan dalam masyarakat. Generasi muda memiliki potensi dan pengaruh besar di dunia politik dikarenakan mereka memiliki semangat, kreatifitas, dan idealisme yang tinggi. Dinamika politik di Indonesia menunjukkan bahwa peran pemuda semakin penting dalam menentukan arah kebijakan dan perubahan sosial. Sejarah mencatat bahwa banyak gerakan perubahan yang dipelopori oleh pemuda, dari perjuangan kemerdekaan hingga reformasi. Namun, di era modern ini, tantangan bagi pemuda semakin kompleks. Oleh karena itu, penting untuk menggali kembali semangat Pancasila sebagai pedoman dalam berpartisipasi aktif di dunia politik.
Pancasila bukan hanya sebagai simbol, melainkan panduan hidup yang di dalamnya terkandung banyak nilai-nilai yang dapat diadopsi oleh generasi muda. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila seperti-ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial- harus menjadi landasan bagi pemuda untuk terlibat dalam politik. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai ini, generasi muda dapat berperan aktif dalam membangun perubahan yang positif.
Sebagai contoh, pada tahun 1998, gerakan mahasiswa berhasil menggerakkan massa untuk menuntut refolusi dan mengakhiri rezim Orde Baru yang sudah terlalu lama mangkrak di pemerintahan. Gerakan ini tidak hanya menjadi momentum politik yang besar, tetapi juga turut membangun kesadaran di kalangan pemuda tentang pentingnya keterlibatan dalam proses demokrasi.
Di era digital seperti sekarang, media sosial menjadi alat yang efektif dalam menyebarkan informasi, mengorganisir gerakan, dan menggalang dukungan. Misalnya, gerakan #BlackLivesMatter dan #MeToo menunjukkan bahwa generasi muda memiliki daya juang untuk menegakkan keadilan dan menuntut hak asasi manusia.
Selain melalui media sosial, generasi muda di Indonesia juga sudah mengimplementasikan Pancasila sila ke-4 dengan menyuarakan aspirasinya melalui aksi demo. Pada bulan Agustus lalu, ribuan mahasiswa berdemonstrasi di depan kompleks Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Perwakilan Rakyat (DPR/MPR), di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (22/8), menolak revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) karena akan menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pilkada. Selain para mahasiswa, berbagai lapisan masyarakat seperti buruh dan komika juga ikut meramaikan aksi demo ini. Berkat aksi demonstrasi ini, revisi UU Pilkada berhasil digagalkan.
Tidak hanya itu, para pemuda dalam pemilu juga menunjukkan potensi besar untuk mempengaruhi hasil politik. KPU menyampaikan, pemilih pada Pemilu 2024 berasal dari generasi Z (22,85%) dan milenial (33,60%). Ini adalah peluang emas bagi pemuda untuk memilih calon yang sejalan dengan aspirasi dan mendorong agenda yang relevan bagi generasi mereka. Selain menjadi pemilih, generasi muda juga harus berpartisipasi dalam berbagai organisasi, partai politik, dan gerakan sosial. Melalui platform-platform ini, generasi muda dapat menyuarakan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Pancasila mengedepankan musyawarah untuk mufakat; oleh karena itu, generasi muda diharapkan bisa menjadi jembatan antara masyarakat dan pengambil kebijakan.
Meskipun banyak potensi, tantangan yang dihadapi pemuda dalam politik juga tidak kalah besar. Tidak sedikit dari mereka yang merasa skeptis terhadap sistem politik yang ada, menganggap bahwa suara mereka hanya akan menjadi angin lalu. Mereka melihat politik sebagai arena yang kotor dan penuh dengan kepentingan pribadi. Hal ini tentunya akan menimbulkan rasa apatis dan akan menghambat keaktifan mereka. Selain itu, pengaruh media sosial juga menyebabkan mereka lebih nyaman berkomentar di dunia maya ketimbang mengambil tindakan nyata.
Untuk mendorong perubahan yang sejalan dengan Pancasila, pemuda perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang nilai-nilai ini. Pendidikan politik harus diperkuat di sekolah-sekolah dan universitas, sehingga pemuda dapat memahami peran mereka dalam demokrasi. Selain itu, kolaborasi antara pemuda dan berbagai elemen masyarakat dapat menjadi jembatan untuk mendorong partisipasi aktif.
Pemuda juga harus berani mengambil risiko dan menghadapi tantangan. Dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila, mereka bisa membangun gerakan yang berfokus pada keadilan sosial, hak asasi manusia, dan lingkungan. Suara mereka perlu didengar dan diperhitungkan, bukan hanya sebagai tambahan, tetapi sebagai penggerak perubahan.
Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam politik. Dengan menggali semangat Pancasila, pemuda tidak hanya dapat mendorong perubahan, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan beradab. Kini saatnya pemuda bangkit, menjadi agen perubahan, dan tidak hanya menjadi penonton dalam perjalanan bangsa ini. Sebuah perjalanan yang penuh harapan, di mana pemuda sebagai garda terdepan dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H