Pakaian menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi manusia dihidupnya selain rumah dan makanan, dimana fungsinya sebagai pelindung dan penutup diri. Pakaian juga menjadi nilai keindahan dan penghias diri manusia, bahkan kini masyarakat mulai berlomba-lomba menampilkan tren berpakaian terbaik untuk memperindah dirinya. Dalam berpakaian manusia memiliki kebebasan, akan tetapi harus tetap berpedoman pada etika berpakaian yang baik. Karena pakaian juga menggambarkan seberapa besar nilai moral orang yang mengenakannya dalam lingkungan. Dalam Islam sendiri, pakaian dinilai mampu mengangkat derajat manusia. Selain menjadi nilai keindahan, berpakaian juga untuk memenuhi perintah Allah SWT untuk menutup aurat.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, mulai banyak bermunculan model-model berpakaian, terutama untuk muslimah. Mulai dari tren modifikasi pakaian perempuan tidak berhijab untuk muslimah hingga tren gaya hidup syar'i dengan ditandai remaja bergamis. Banyak sekali model berpakaian yang tengah hits di era sekarang ini, misalnya model berpakaian seperti perempuan yang tidak berhijab. Tren berpakaian ini digandrungi banyak kalangan, mulai dari remaja hingga dewasa.
Banyak model bervariasi hingga terkadang seorang muslimah melupakan anjuran dalam menutup aurat. Baik pakaian yang terlalu ketat, pakaian yang menyerupai pakaian lawan jenis, hingga model hijab yang kurang sempurna contohnya hijab yang tidak menutup dada. Jika dikaitkan dengan hukum Islam hal tersebut cukup bertentangan.
Dalam Islam tidak menjelaskan secara detail model pakaian untuk muslimah, tetapi Islam menjelaskan aturan umum dan etika berpakaian yang baik. Dengan model seperti pakaian yang ketat dan menyerupai pakaian lawan jenis bertolak belakang dengan fungsi pakaian menurut hukum Islam, yaitu menutup aurat. Bahkan dalam Islam dijelaskan bahwa muslimah yang mengenakan pakaian yang terlalu ketat sama dengan telanjang. Pakaian yang terlalu ketat membuat lekuk tubuh menjadi terlihat dan tidak jarang pula menimbulkan fitnah. Kemudian pakaian yang menyerupai pakaian lawan jenis. Dalam Islam dijelaskan bahwa laki-laki memiliki pakaian khusus, juga perempuan, dimana apabila laki-laki mengenakan pakaian yang biasa dikenal sebagai pakaian laki-laki, perempuan tidak boleh mengenakannya, begitupun sebaliknya. Karena hal tersebut bertentangan dengan fitrah.
Model hijab syar'i kini juga menjadi tren. Namun gaya berhijab ini dilakukan hanya karena tuntutan tren bukan dasar syariat atau anjuran agama. Banyak orang yang berpakaian syar'i pada waktu tertentu, kemudian ketika tren berganti orang tersebut tidak mengenakan pakaian tersebut lagi. Pada dasarnya, tujuan berpakaian syar'i sebagai pelindung kehormatan dan penanda sebagai muslim bukan sebagai gaya hidup tampil keren. Selain itu, banyak juga muslimah yang menggunakan hijab hingga menyentuh tanah. Hal seperti ini juga bisa dikatakan mubadzir dalam berpakaian.
Lalu bagaimana cara yang tepat untuk menyikapi tren namun tetap dengan syariat Islam? Dalam berpakaian kita harus selalu ingat bahwa tujuannya adalah melindungi diri dan menutup aurat. Ketika kita menggunakan pakaian ketat membuat banyak kejahatan yang mengincar kita. Kita harus mampu memilah dan memilih tren berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam, dimana tidak ketat, tidak transparan, dan tidak menyerupai pakaian lawan jenis. Dalam melakukan dan mengenakan suatu hal kita dilarang untuk berlebihan, termasuk dalam berpakaian. Berpakaian juga perlu memperhatikan kesederhanaan. Karena kesederhanaan adalah bagian dari Iman. Begitulah cara yang cukup tepat untuk menyikapi tren. Perempuan yang mengenakan hijab tidak ada gunanya ketika pakaian tersebut ketat dan transparan, namun juga tidak dengan berlebihan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI