DOMPU,Pagi itu hari senin disaat saya pertama kali masuk sekolah dan duduk dibangku sd untuk pertama kalinya memulai pelajaran baru,dan duduk di kelas baru untuk pertama kalinya.Saat itu cuman satu hal yang bisa saya rasakan yaitu rasa takut,tidak ada orang untuk diajak berbicara,ragu-ragu untuk keluar bermain mungkin karena saat itu masih belum bisa memberanikan diri.
Banyak anak-anak yang lain yang masuk sekolah pada saat itu, beberapa anak menangis karena takut untuk masuk kelas, di saat itu aku hanya bisa melihat tampa berkata apa-apa karena masih kurang tahu,untuk apa aku dibawah ke kelas ini, mencoba mencari teman tapi masih takut, terkadang melihat anak-anak laki yang nakal saja itu membuat aku takut apalagi untuk mengajak mereka bermain dan lain-lainya
Setelah beberapa minggu masuk sekolah Alhamdulillah saya sudah memiliki banyak teman baik yang laki2 maupun yang perempuan,tetapi disini ada salah satu teman saya yang menarik untuk saya ceritakan,dia (perempuan),sangat baik menurut saya diantara teman saya yang lain,dia teman pertama saya saat sekolah pada kelas 1 sd,pulang sekolah selalu pulaang bareng,dan jajan bareng,
Disini saya akan sedikit menceritakan tentang teman saya ini,jadi dia ini bernama Fulana kami sama-sama masuk di sdn 27 manggelewa di kota Dompu, dan pada saat itu umur kita terpaut 1 tahun mungkin seingat saya umurnya dia 7 tahun dan saya sekitaran 8 tahun.Dan pada saat untuk waktunya kita naik kelas di kelas 2 sd,saya bertanya2 kenapa teman saya ini tidak ikut naik kelas pada waktu itu,padahal dia saat itu cukup pintar dalam beberapa mata pelajaran,baik dalam berhitung,membaca,dan menulis Dia cukup luar biasa dalam hal itu,saya ingin mencoba menanyakan itu kepada wali kelas kita tapi rasa ingin bertanya ini berat sekali untuk saya, dan pada akhirnya saya tidak jadi menyakan. bukan cuman saya teman saya yang lain pun ikut menanyakan hal itu.Tapi rasa penasaran itu hanya sebentar saja ,saya lupa menanyakan hal itu kepada teman saya tersebut.
Beberapa bulan pun berlalu saya naik kelas 3 dan teman saya kelas 2,tetapi saya masih ragu-ragu untuk menanyakan kembali pertanyaan tersebut, hal yang paling mengganjal di otak saya yang terus menerus membuat saya bertanya-tanya.
Alhasil saya baru menanyakanya pada saat saya duduk dibangku kelas 5 sd.Di sebuah kantin saya melihat si Fulana ini sedang berbincang-bincang dengan temanya lalu saya mengajak dia untuk duduk di sebelah dan saya pun langsung menanyakan hal itu kepada Dia saya bertanya "Fulana kenapa kamu kok nggk ikut kita naik kelas saat kelas 1 dulu,padahal kita bisa masuk smp bareng2 dengan teman yang lain, dan sih Fulana ini menjawab "saya sebenarnya mau naik kelas waktu itu cuman,saya belum memberanikan diri, karena umur saya yg masih kecil,dan saya juga takut akan mata pelajaran yang ada di kelas 2,3,4 dan seterusnya waktu itu" saya cuman bisa bilang "ooh itu yah alasanmu nggk ikut naik kelas".
Saya memberi tahu dia bahwa mata pelajaran yang saya rasakan selama naik kelas itu sama saja dengan kita belajar di kelas 1, kenapa kamu menjadi takut cuman karena hal itu.Dan ada salah satu guru yang memberikan sedikit penjelasan guru itu bilang, jangan memaksakan kehendakmu jika temanmu tidak ingin belajar biarkan mereka belajar sesuai dengan kualitas mereka sendiri di dalam belajar itu tidak ada yang namanya bersifat memaksa, karena hal tersebut dapat membuat mental kita drop.Â
Karena itu saya berpikir bahwa belajar itu terkadang membuat seseorang merasa takut, padahal sebenarnya ketika kita benar-benar ingin belajar kita utamakan terlebih niat yang kita inginkan, tujuan dari kita belajar untuk apa kedepanya, apakah untuk menjadi yang terbaik di dalam kelas atau ingin menjadi orang yang memiliki masa depan yang cerah untuk kedepanya.Â
Berdasarkan hal tersebut,kita belajar juga harus ada yang namanya dorongan dari orang tua.Tampa dukungan/dorongan dari orang tua kita tidak akan mampu melewati masalah ataupun rintangan yang kita lalui, pada dasarnya orang tualah yang dapat mendorong kita untuk menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.Â
Lingkungan juga dapat mempengaruhi pola belajar kita, baik dari segi pertemanan keluarga juga dapat mempengaruhi belajar kita, baik yang sifatnya positif maupun yang sifatnya negatif sekalipun, itu menjadi salah satu bentuk atau hal yang paling sering kita temui, yang pertama dari segi bicara kita, ketika lingkungan tempat kita tinggal ada anak-anak yang bermain mereka mengucapkan kata-kata yang tidak sesuai dengan bahasa yang digunakan pada anak umumnya, mereka malah menggunakan kata-kata yang kotor itu menjadi salah satu hal yang negatif bagi pola pikir anak-anak.Itu menjadi suatu hal yang sering kita temukan di dalam kehidupan sehari-hariÂ
Bagaimana jika kita tidak belajar apakah akan mempengaruhi masa depan kita,timbul pertanyaan seperti itu didalam hati saya, saya berpikir jika saya tidak sekolah dulu apakah saya akan mengenal yang namanya mata pelajaran ipa,matematika dan lain-lainya