Pada hari Jumat, 5 Februari 2021 pukul 09.00 WIB, kegiatan ini diikuti oleh 17 mahasiswa KKN UPGRIS di wilayah Plewan RW 3, kegiatan ini bertujuan untuk memberi resapan air untuk mencegah banjir. Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dikemukakan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata, salah satu peneliti dari Departemen Ilmu dan Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Biopori memiliki segudang manfaat secara ekologi dan lingkungan, yaitu memperluas bidang penyerapan air, sebagai penanganan limbah organik, dan meningkatkan kesehatan tanah. Selain itu, biopori juga bermanfaat secara arsitektur lanskap sehingga telah digunakan sebagai pelengkap pertamanan di berbagai rumah mewah dan rumah minimalis yang menerapkan konsep rumah hijau Biopori kini menjadi pelengkap penerapan kebijakan luas minimum ruang terbuka hijau di perkotaan bersamaan dengan pertanian urban. Bahkan pemerintah Kota Sukabumi sangat menganjurkan ruang terbuka hijau memiliki biopori.

- Tentukan lokasi tanah yang akan dijadikan lubang biopori;
- Siram tanah agar menjadi lunak dan mudah dilubangi;
- Lubangi tanah dengan bor biopori atau bor tanah dan buat secara tegak lurus;
- Buat lubang sedalam 1 meter dengan diameter 10-30 cm;
- Lapisi lubang dengan pipa PVC seukuran diameter lubang yang sudah disiapkan;
- Isi lubang dengan sampah organik seperti daun, rumput, kulit buah, dan lain-lain; dan
- Tutup lubang dengan kawat besi atau tutup pipa PVC yang sudah dilubangi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI