Naik haji bagi orang yang mampu, selain merupakan rukun Islam kelima, juga agaknya ungkapan ini menjadi sangat berarti dan terasa semakin sulit meraih status "Haji Muda" bagi orang tua saya generasi kolonial (lawan dari milineal) yang sudah berumur 60 tahun.
Kenapa? Karena saat ini orang tua saya secara pribadi terkendala oleh dua hal yang sangat mendasar. Yaitu pertama, kendala biaya, dan kedua adalah kendala kuota haji yang masih harus menunggu giliran berangkat.
Secara hitungan kasarnya mungkin begini. Umur ayah saya sekarang 60 tahun. Jika mendaftar haji tahun 2020 ini, berdasarkan "waiting list" dari Kementerian Agama ayah saya masih harus menunggu paling cepat 20 tahun.
Dengan demikian, usia ayah saya sekarang 60 tahun ditambah waktu tunggu 20 tahun, maka ayah saya baru dapat giliran berangkat menunaikan ibadah haji ke Baitullah Insya Allah pada umur 80 tahun. Wow...sudah kakek-kakek ya.
Cukup lama memang menunggu. Usia semakin udzur dan secara fisik semakin lemah. Syukur-syukur kalau umur masih panjang dan belum keburu dijemput oleh malaikat pencabut nyawa hehe...
TABUNGAN HAJI UNTUK ANAK
Menyadari kendala usia yang sudah "kolonial" ini, ayah saya dan ibu yang Alhamdulillah memang sudah pernah menunaikan umroh (ibadah di luar musim haji), akhirnya sepakat mempersiapkan putra-puterinya untuk berangkat haji dengan program "Tabungan Haji Danamon Syariah".
Seperti kita ketahui bahwa untuk menunaikan rukun Islam kelima ini dituntut kesiapan fisik dan usia muda. Sehingga lebih baik mempersiapkan diri atau mendaftarkan diri sebagai calon haji sejak usia masih muda (milenial). Pasalnya pelaksanaan rukun haji dan kegiatan sehari-hari di Arab memerlukan kekuatan fisik.
Kebetulan saya sendiri memang hidup di tengah keluarga yang hampir seluruhnya sudah menyandang "titel" haji. Dimulai dari kakek-nenek, ayah-ibu, tante-paman, sepupu, bahkan kakak dan adik saya sudah pernah naik haji semua (Haji Muda). Mereka ada bertempat tinggal di Kota Makassar.
Kalau pun masih ada yang belum haji, tapi minimal mereka sudah banyak yang pernah berangkat umroh yaitu ke Baitullah, Makkah, Saudi Arabia di luar musim haji. Di antara mereka yang sudah umroh itu, saya yang termasuk.Â
Jadi tidak heran jika terkadang terjadi kesalahpahaman orang di luar keluarga besar kami. Ada saja orang suka memanggil saya dengan panggilan Haji ("hajjah" bagi perempuan). Padahal saya belum haji, cuma pernah umroh hahaha....