Mohon tunggu...
Fifi Maslikah
Fifi Maslikah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Semarang

-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Naiknya Harga Beberapa Bahan Pokok akibat Bencana Banjir di Jawa Tengah

19 Maret 2024   12:57 Diperbarui: 19 Maret 2024   13:44 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam beberapa hari terakhir tepatnya mulai pada tanggal 12 Maret 2024 Jawa Tengah dilanda cuaca yang ekstrem yaitu ditandai dengan hujan lebat dari siang hingga malam hari yang terjadi dalam beberapa hari. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah di Jawa Tengah terendam banjir. Wilayah-wilayah di Jawa Tengah yang terendam banjir tersebut meliputi Kota Semarang, Kota Solo, Kranganyar, Cilapcap, Wonogiri, Magelang, Grobogan, Kebumen, Wonosobo, dan Pemalang

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, bahwa kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir di sejumlah daerah di Jawa Tengah terjadi karena adanya fenomena atmosfer, yaitu seperti Madden Julian Oscillation (MJO), Monsun Asia, Gelombang Rossby, dan lainnya. Hal ini mengakibatkan berbagai kegiatan masyarakat di Jawa Tengah terhambat, terkhususnya pada kegiatan perekonomian. Banjir yang melanda Kabupaten Demak dan Grobogan di Jawa Tengah mengakibatkan para petani terancam kehilangan puluhan ribu ton gabah dan mengalami gagal panen. 

Berdasarkan data, kegagalan panen yang diakibatkan dari bencana banjir mencapai ribuan hektare sawah yang terendam dan akibatnya para petani tidak bisa panen, selain itu kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai Rp.345,6 juta. Dampak lainnya yang diakibatkan oleh bencana banjir di Jawa Tengah yaitu berbagai infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan tanggul mengalami kerusakan. Hal tersebut menyebabkan lumpuhnya transportasi serta menghambat distribusi barang pangan antar daerah karena jalur pantura yang biasanya dilalui untuk mengantarkan bahan pangan terendam banjir dan tidak ada jalur alternatif yang dapat dilalui karena hampir seluruh wilayah di Jawa Tengah terendam banjir dan dari itu banyak barang pangan yang terlambat sampai di tempat tujuan.

Dari berbagai dampak tersebut maka banyak bahan pokok yang mengalami kenaikan harga. Pantauan di Pasar Bangetayu Semarang, Minggu (17/03/2024) pagi, harga kebutuhan pokok naiknya cukup signifikan dan jauh berbeda dari harga normal. Bahan-bahan pokok yabg mengalami kenaikan harga yaitu telur ayam, tempe, beras dan sayuran. Naiknya tidak tanggung-tanggung besarnya antara Rp.3-10 ribu pada masing-masing bahan pokok tersebut. Harga telur yang biasanya Rp.26.000/kg menjadi Rp.30.000/kg, harga tempe yang biasanya Rp. 5.000/pcs menjadi Rp.12.000/pcs, harga beras yang awalnya Rp.12.000/kg menjadi Rp.15.000/kg, dan yang terakhir harga sayur bayam yang biasanya Rp.5000 per ikat menjadi Rp.15.000 per ikat. Kenaikan harga ini dipicu karena tidak adanya pasokan barang karena cuaca ekstrem serta banjir besar yang terjadi di Semarang Jawa Tengah dan banyak pedagang yang memilih untuk libur. Namun menurut para pedagang hal tersebut tidak akan berlangsung lama karena harga akan kembali normal apabila stoknya cukup.

Untuk membantu para masyarakat yang terdampak banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa tengah sudah menyalurkan bantuan berupa 300 kg beras, 1.200 bungkus mie instan, 200 kaleng sarden, 40 bungkus makanan siap saji, 96 liter minyak goreng, 48 kg gula pasir, 200 pak teh celup, 264 bungkus kopi, dan 384 air mineral. Upaya pemerintah dalam penanganan banjir di Jawa Tengah, yaitu dengan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Operasi TMC akan beroperasi selama lima hari, yaitu mulai dari Jum'at (15/03/2024) hingga Rabu (20/03/2024). TMC yang dioperasikan ini bertujuan untuk mengurangi dan mengalihkan turunnya hujan. TMC dilakukan melalui udara dengan menaburkan bahan semai melalui pesawat, sehingga operasi penanggulangan bencana banjir di seluruh Jawa Tengah dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Dampak banjir terhadap perekonomian masyarakat dapat dirasakan melalui kenaikan harga bahan pokok yang dapat mengganggu stabilitas keuangan rumah tangga.akan tetapi masyarakat yang berada di Jawa Tengah tidak perlu khawatir, karena bahan pokok akan segera mengalami penurunan harga dan kembali stabil setelah banjir di beberapa wilayah surut serta cuaca kembali normal. Dengan langkah-langkah yang bijaksana dan kerjasama antarwarga, masyarakat dapat mengatasi permasalahan ini. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan masyarakat apabila harga bahan pokok naik akibat banjir: Pertama, mencari alternatif sumber bahan pokok yang lebih terjangkau dan tetap memenuhi kebutuhan nutrisi. Kedua, berbelanja secara cerdas yaitu dengan cara membandingkan harga di berbagai tempat dan memilih tempat yang menawarkan harga terbaik untuk bahan pokok yang dibutuhkan. Semoga dengan adanya kesadaran akan pentingnya solidaritas dan kecerdasan dalam berbelanja, dampak negatif dari kenaikan harga bahan pokok akibat banjir dapat diminimalkan. Mari bersama-sama menjaga kestabilan ekonomi dan saling mendukung ditengah bencana banjir yang dihadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun