Kerja adalah ibadah
Deskripsi pekerjaan diciptakan untuk mempermudah, merencanakan, dan
menjalankan tugas-tugas yang menjadi kewajiban seseorang. Dari sisi
pemimpin, jobdesk, begitu biasanya diistilah dipakai untuk memudahkan
mereka mengontrol hasil kerja dari anak buahnya.
Untuk mereka yang rajin, jobdesk sangat membantu dia membuat target-target
dan menyusun strategi serta penetapan waktu untuk mencapai target
tersebut. Bagi yang bersungguh-sungguh menjalankan strateginya maka target
itu akan tercapai sebelum waktu yang telah ditentukan. Jika ia pribadi
yang baik, dia bahkan bisa membantu rekannya yang belum mencapai target
atau memiliki waktu untuk mengerjakan hal-hal lain yang positif dan
berhasil guna untuk perusahaannya.
Tapi bagaimana dengan orang-orang yang malas?
Orang-orang yang tidak peduli dengan jobdesk-nya?
Mengharapkan mereka mengerjakan apa yang dituangkan ke dalam jobdesk itu
saja, bagaikan menunggu gunung es mencair. Lama. Yang lebih parah, orang
lain telah atau hampir mencapai target, dia masih mempermasalahkan
keberatannya terhadap jobdesknya. Bagaimana bisa kita berharap dia mau
membantu rekannya?
Jika kerja adalah ibadah,bagaimana bisa kita bekerja dengan ikhlas jika
kita masih mempertanyakan jobdesk kita?
Jika kerja adalah ibadah, bagaimana bisa kita memilih mana yang ingin
dikerjakan mana yang tidak?
Kalau bekerja, janganlah berhitung.
Kerjakanlah semua yang bisa kita kerjakan karena jika itu yang kita
lakukan berarti kita sudah bertanggung jawab atas tugas kita sendiri dan
sekaligus bisa membantu orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H