Menulis berarti mengungkapkan pikiran kita di dalam sebuah tulisan. Merangkai kata demi kata dan akhirnya akan memberikan sebuah makna. Tulisan yang kita tuliskan tadi mungkin tujuan mulanya adalah untuk menumpahkan isi hati yang tidak bisa dikatakan. Atau menjadi sebuah catatan atau memori yang bisa tersimpan.
Tulisan dan menulis. Semua orang bisa menulis, termasuk Anda. Tulisan yang baik menurut saya adalah tulisan yang bermakna dan bisa menjadi inspirasi bagi yang membacanya.
Berangkat dari sinilah saya memiliki pemikiran, bagaimana jika tulisan yang sudah kita tulis bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain.
Guru bisa disebut sebagai tonggak keilmuan dimanapun berada. Guru idealnya bisa menjadi panutan siswa-siswinya. Bisa menyelesaikan permasalahan murid dalam hal pelajaran atau dengan strategi tertentu agar murid bisa lebih memahami materi yang sedang diajarkan.
Dilain pihak, ada guru yang masih belum mampu menangani perilaku tidak biasa dari muridnya. Kita tidak boleh menutup mata bahwa tidak semua murid itu rajin, pintar, manut. Tidak semua murid bisa langsung paham dengan materi yang mungkin sudah disampaikan berkali-kali. Atau, guru kekurangan bahan ajar sehingga kurang maksimal ketika menyampaikan materi.
Sebagai seorang guru (walaupun masih kuliah) saya merasakan hal demikian. Saya yang notabenenya masih kuliah tiba-tiba disuruh untuk mengajar oleh yayasan dimana saya tinggal sekarang. Walaupun sebelumnya saya pernah mengajar les ketika malam atau sekadar membantu proses belajar, tapi ternyata mengajar secara formal merupakan hal yang sangat sulit. Saya harus mempersiapkan materi sebelum mengajar, memastikan anak yang saya ampu paham dengan maksud penjelasan saya, dan yang menjadi masalah lebih besar adalah, bagaimana menarik minat anak-anak saya agar bisa antusias belajar? Saya membutuhkan tentor dalam mengajar. Atas masalah yang saya hadapi sendiri inilah saya mengusulkanprogram “Jurnalku untuk Kita”. Apa dan bagaimana bentuk dari jurnal ini?
Saya percaya bahwa Tanoto Foudation dan juga kompasiana merupakan pihak-pihak yang sangat peduli dengan pendidikan di Indonesia. Salah satu faktor dari pendidikan baik adalah dengan memiliki guru yang kompeten.
Saya memiliki usulan seperti ini:
Saya terinspirasi dari jurnal internasional yang sering saya unduh berkaitan dengan tugas saya. Dari jurnal tersebut saya mendapatkan pencerahan yang tidak saya dapatkan di buku maupun penjelasan dosen. Dari sini juga sistem yang saya buat akan dimulai.
Program ini akan membutuhkan dua komponen penting, penguasaan teknologi dan juga ketelatenan menulis. Program ini pada prinsipnya sama dengan Jurnal ilmiah internasional tadi. Langkahnya adalah berikut:
1.Guru dari seluruh Indonesia darisegala tingkat pendidikan diharapkan untuk menulis perkembangan anak didiknya selama proses belajar mengajar. Misalnya guru mengamati bahwa ada seorang anak yang memiliki kecenderungan untuk menyendiri di kelas.
2.Kemudian guru tersebut mencatat hasil dari pengamatan tadi beserta penyelesaian masalahnya diketik menggunakan computer. Misalnya saya memiliki murid yang sangat sukar untuk memahami bab himpunan, padahal teman-temannya yang lain sudah sangat mahir mengerjakan soal yang saya berikan maupun dari buku latihan soal. Kemudian saya menggunakan cara seperti ini dan ternyata cara seperti ini lebih mudah dipahami bukan hanya oleh murid saya yang kesulitan tapi juga semua murid saya.
3.Setelah itu diunggah ke sebuah laman yang telah dibuat yang sistemnya seperti dalam kompasiana.
Maksud saya adalah, masalah yang dihadapi oleh guru di sebuah sekolah mungkin tidak jauh berbeda dengan masalah yang dihadapi guru sekolah lain. Mungkin salah satu guru sudah menemukan solusi ataupun trik dan strategi yang tepat. Tapi ada juga guru yang masih kebingungan bagaimana solusi yang tepat agar pembelajaran lebih optimal.
Sistem yang saya usulkan pada dasarnya seperti curhat tetapi melalui media tulis yang memanfaatkan teknologi. Jadi, guru memiliki masalah kemudian berbagi solusi dan guru lain tercerahkan. Sehingga tulisan yang mulanya hanya sekadar “curhat” ataupun bercerita akan menjadi lebih bermakna.
Selain curhat mengenai masalah yang guru hadapi, laman ini juga bisa diisi dengan materi-materi yang guru lain miliki sehingga pendidikan yang setara antara desa dan kota serta seluruh Indonesia bisa terwujud. Harapan saya demikian.
Langkah awal yang bisa ditempuh adalah sosialisasi tentang adanya wadah ini, kemudian mengajari para guru/pendidik bagaimana membuat akun seperti pada kompasiana, bagaimana menuliskan di blog/ laman Guru Berbagi atau Jurnalku untuk Kita.
Saya berharap masalah yang saya hadapi dan mungkin guru-guru lain rasakan bisa diselesaikan dengan sama-sama berbagi dan memberikan solusi. Ini juga bisa meningkatkan rasa solidaritas antar guru. Serta meningkatkan kepedulian guru bahwa yang saya rasakan mereka juga merasakan sehingga saya sebagai guru tidak boleh menyerah begitu saja.
Saya percaya Tanoto Foundation beserta kompasiana bisa mewujudkan ide sederhana saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H