Mohon tunggu...
Afifah Rahmayani
Afifah Rahmayani Mohon Tunggu... -

Communication Student, someone who love to sing and watching korean drama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keluarga, Keinginan, dan Cita-cita adalah Semangatku

15 Mei 2016   20:29 Diperbarui: 17 Mei 2016   10:47 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang anak yang menjajakan Koran dari pagi sampai malam tanpa di upah. Dengan keinginan dan cita-cita yang menjadi semangatnya untuk bekerja.

Panas terik menusuk setiap jengkal kulitnya. Peluh bercucuran tanpa henti akibat panasnya sinar matahari yang setiap hari ia rasakan. Dinginnya hembusan angin malam pun tak luput ia rasakan setiap harinya. Ya. Dia adalah seorang anak jalanan yang setiap harinya menjajakan Koran di pinggiran lampu lalu lintas ketika lampu lalu lintas berubah warna menjadi warna merah. Setiap kendaraan yang berhenti ia tawarkan dengan Koran-koran miliknya.

Dia adalah Lika. Seorang anak laki-laki dengan perawakan yang kecil, berwajah ceria, dan memiliki kulit yang gelap karena terbakar oleh sinar matahari. Dilihat dari perawakannya yang kecil, tidak disangka ia telah berumur empat belas tahun. Umur empat belas tahun dapat dikatakan sebagai remaja. Dimana masa remaja adalah fase seseorang menuju kedewasaan. Fase dimana seseorang sudah dapat bersikap lebih baik dengan membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk, dan sudah mulai bijaksana dengan pilihan-pilihan yang ada untuk masa depannya.

Lika menjadi penjual Koran ketika ia putus sekolah di kelas 4 bangku sekolah dasar. Alasan mengapa ia putus sekolah karena tidak adanya biaya untuk melanjutkan sekolahnya. Karena alasan itulah ia menjadi penjual Koran dan menjadi anak jalanan. Sebenarnya Lika masih memiliki orangtua. Namun ayahnya hanya bekerja sebagai tukang semen dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. Sehingga ia ingin membantu kedua orangtuanya. Kedua alasan tersebut menjadi dasar dari apa yang ia jalani sekarang ini. Tidak jauh berbeda dari Lika, adik perempuannya yang memiliki selisih umur 3 tahun darinya juga bekerja menjadi penjual Koran seperti dirinya.

Lika bekerja menjajakan Koran-korannya dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 00.00 malam. Waktu istirahat hanya dimiliki olehnya ketika menunggu pelanggan yang ingin membeli korannya dan waktu makan siang. Ia berjualan Koran tidak dengan modalnya sendiri, tetapi ada Bos yang membawahinya dengan anak-anak penjual Koran lainnya. Dari berjualan Koran ini sebenarnya Lika tidak mendapatkan upah, akan tetapi ia hanya akan mendapatkan uang jika ada pelanggan yang memberikan uang lebih ketika membeli sebuah Koran. Ini adalah sebuah kenyataan yang sebenarnya tidak dapat diterima. Ia telah bekerja siang dan malam namun tidak mendapatkan apa-apa dari apa yang telah ia kerjakan. Walaupun ia menghadapi dan menjalani keadaannya seperti saat ini, Lika selalu sabar, tabah, dan ceria melakukan apa yang ia kerjakan.

Saat ini satu keinginan dan cita-cita yang dimiliki Lika adalah melanjutkan pendidikannya dan menjadi seorang Satuan Polisi Pamong Praja atau yang kita kenal dengan sebutan “Satpol PP”. Dengan keinginan dan cita-cita tersebutlah Lika memiliki semangat dan mampu melakukan pekerjaannya seperti saat ini. (AR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun