Mohon tunggu...
Fievel JoeMambaya
Fievel JoeMambaya Mohon Tunggu... Lainnya - SMA Pradita Dirgantara

Saya seorang siswa aktif di SMA Pradita Dirgantara, berfokus pada Model United Nation dan turut aktif berdedikasi pada isu lingkungan dan sosial yang sedang menjadi fokus dunia. Bersuara melalui tulisan untuk menyuarakan aspirasi mereka yang tidak dapat berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Paradigma Patriarki: Memerangi Ketidakadilan Gender dalam Masyarakat Suku Dani

1 Juli 2023   19:58 Diperbarui: 1 Juli 2023   20:31 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat Suku Dani Papua. Sumber foto: https://pin.it/1RmCBoTInput sumber gambar

Ketidakadilan gender telah menjadi masalah yang melanda masyarakat selama berabad-abad, termasuk di Suku Dani di Papua, Indonesia. Suku Dani dikenal dengan praktik patriarki yang mendominasi struktur sosial dan pengambilan keputusan. Paradigma ini telah mewarnai kehidupan sehari-hari, membentuk norma-norma yang memberikan keistimewaan kepada laki-laki dan merugikan perempuan. Dalam esai ini, kita akan membongkar paradigma patriarki yang ada dalam masyarakat Suku Dani dan menjelajahi pentingnya memerangi ketidakadilan gender yang terjadi di dalamnya. 

Patriarki adalah sistem dominasi yang memposisikan laki-laki sebagai pemimpin dan pemberi keputusan dalam keluarga dan masyarakat. Praktik ini dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Suku Dani, mulai dari struktur keluarga hingga tatanan sosial yang lebih luas. Laki-laki dianggap memiliki otoritas mutlak dalam pengambilan keputusan, sementara perempuan seringkali terjebak dalam peran domestik yang terbatas. Akibatnya, perempuan Suku Dani menghadapi banyak hambatan dan ketidakadilan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah akses terbatas terhadap pendidikan formal. Perempuan sering kali diharuskan untuk fokus pada tugas-tugas rumah tangga dan pernikahan, yang menghambat kesempatan mereka untuk mengembangkan potensi pribadi dan meraih kemandirian. Ketimpangan gender ini juga tercermin dalam kesenjangan ekonomi, di mana perempuan Suku Dani memiliki akses terbatas ke pekerjaan yang layak dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Namun, paradigma patriarki dalam masyarakat Suku Dani tidak boleh diterima begitu saja. Perlawanan terhadap ketidakadilan gender adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Melalui pendekatan kritis, kita dapat membongkar dan menantang struktur yang merugikan ini, dan menggantinya dengan sistem yang menghormati hak-hak dan kebutuhan semua individu, tanpa memandang jenis kelamin. 

Pandangan feminisme terhadap budaya patriarki umumnya kritis dan menyoroti ketidakadilan dan ketimpangan gender yang dihasilkan oleh struktur sosial yang didominasi oleh laki-laki. Feminisme mengkritik ide bahwa peran gender seharusnya ditentukan oleh biologi atau stereotip yang membatasi potensi dan pilihan individu. Mereka menekankan pentingnya menghilangkan batasan sosial dan membebaskan perempuan untuk mengejar aspirasi mereka tanpa rasa takut atau diskriminasi. Namun, perlu dicatat bahwa feminisme bukanlah gerakan yang homogen, dan ada berbagai aliran dalam feminisme dengan pendekatan dan fokus yang berbeda. Beberapa feminis berfokus pada isu-isu seperti hak reproduksi, kekerasan terhadap perempuan, perubahan hukum, atau perubahan struktur sosial yang lebih luas.

Teori dan pemikiran ahli feminisme dapat memberikan wawasan dan pemahaman lebih mendalam tentang ketidakadilan gender dalam masyarakat Suku Dani. Dengan memerangi paradigma patriarki yang ada, setiap individu dapat mengupayakan perubahan nyata dalam masyarakat ini, memastikan bahwa perempuan Suku Dani memiliki akses yang setara terhadap pendidikan, kesempatan ekonomi, partisipasi politik, dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka serta implikasi sosial dan budaya yang mungkin terjadi sebagai hasil dari perubahan ini. Dengan memerangi ketidakadilan gender dan membongkar paradigma patriarki, diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara, di mana hak-hak semua individu dihormati dan diperjuangkan. 

Ilustrasi Kesetaraan Gender. Sumber foto: https://pin.it/7oczStxInput sumber gambar
Ilustrasi Kesetaraan Gender. Sumber foto: https://pin.it/7oczStxInput sumber gambar

Masyarakat Suku Dani memiliki struktur sosial yang kuat yang didasarkan pada peran gender yang jelas. Laki-laki dianggap sebagai kepala keluarga dan memiliki kekuasaan serta kendali atas pengambilan keputusan penting. Di sisi lain, perempuan seringkali terbatas pada peran domestik dan merawat keluarga. Paradigma patriarki ini mencerminkan ketidaksetaraan gender yang merugikan perempuan dalam masyarakat Suku Dani. 

Praktik patriarki dalam masyarakat Suku Dani memiliki dampak yang signifikan pada perempuan. Salah satu contohnya adalah akses terbatas terhadap pendidikan formal. Perempuan sering kali diarahkan untuk fokus pada pekerjaan rumah tangga dan pernikahan dini, yang menghambat pengembangan pribadi dan kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka. Ketidaksetaraan ini juga tercermin dalam kesenjangan ekonomi antara laki-laki dan perempuan, di mana perempuan Suku Dani seringkali memiliki akses terbatas ke pekerjaan yang layak dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. 

Untuk memerangi ketidakadilan gender dalam masyarakat Suku Dani, penting untuk merujuk pada teori dan pemikiran ahli feminisme.

 Simone de Beauvoir, seorang pemikir feminisme, telah menyoroti pentingnya melawan struktur patriarki yang merugikan perempuan. Dia berpendapat bahwa perempuan harus membebaskan diri dari ketergantungan pada laki-laki dan memperjuangkan kemandirian mereka. 

Selain itu, Judith Butler, seorang ahli feminisme kontemporer, telah mengemukakan konsep gender sebagai sebuah konstruksi sosial yang dapat diperjuangkan dan diubah. Menurutnya, gender bukanlah sesuatu yang bawaan, tetapi sesuatu yang dipelajari dan dipaksakan oleh masyarakat. Dengan demikian, kita dapat memerangi ketidakadilan gender dengan mengubah paradigma dan konstruksi sosial yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun