Mohon tunggu...
Fiet Boendas
Fiet Boendas Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Secangkir Wedhang Kopi (Dalam rangka pelantikan lurah efbe)

14 September 2012   12:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:28 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Assalamu’alaikum warrahmatullohi wabarakaatuhu

Untuk Visi Misi dan Motto saya mencoba menggila eh menggali falsafah dari
‘‘ SECANGKIR WEDHANG KOPI “

Secangkir Kopi yang ada di meja kita bukanlah datang begitu saja,meski demikian secangkir kopi tetaplah pada takdirnya sebagai kopi sebagaimana kita juga

Secangkir Wedhang Kopi pd dasarnya tersusun atas beberapa unsur :

1. Kopi, sebagai bahan utama
2. Air panas/mendidih
3. Gula
4. Cangkir

KOPI
Sebelumnya belumlah berwarna hitam,biji kopi yg diambil saat panen diolah sedemikian rupa sehingga kita temui dalam keadaan ‘serbuk hitam’,ia mengalami proses ‘pengupasan’,’pencucian’,’pengeringan’ dan ‘penyanggreian’ (digoreng tanpa minyak)
Pengupasan,proses ini adalah mengambil daging kopi yg membungkus biji kopi ini bisa dilakukan dengan alat kupas manual,semi otomatis dan otomatis atau secara alamiah ‘dikupas’ oleh hewan bernama LUWAK, biji kopi yg disebut terakhir inilah yg paling mahal
Bayangkan kalo kita yg jadi kopi / biji kopi.......
Sanggupkah kulit kita dikupas,dalam keadaan terkelupas kemudian dicuci,lalu dijemur atau dimasukkan dalam ruangan bersuhu tinggi,setelah kita hampir sekarat kekurangan cairan kemudian kita digoreng,subhanallah,makhluk bernama biji kopi sanggup!

AIR
Air yang dimaksud disini adalah air yang memenuhi standard untuk diminum,minimal tidak berwarna,berbau dan berasa, biasanya air seperti ini terdapat pada sumber di pegunungan/dataran tinggi. Air ini pun mengalami proses panjang sehingga ia keluar jadi mata air,ia melewati perjalanan dari ‘laut’ ke ‘awan’ kemudian ‘turun’ lagi ke permukaan bumi, lalu meresap ke dalam tanah yang tingkat kepadatannya berbeda beda,bahasa gampangnya air ‘disaring’ sehingga layak untuk dikonsumsi. Air inilah yang kemudian ‘direbus’ pada suhu tertentu untuk mencapai suhu tertentu pula,untuk di tuangkan ke atas serbuk kopi,sekali lagi disini kopi ‘diolah’ dengan ‘panas’.
Terlintaskah dlm benak kita? Apa bisa aku seperti air menembus ‘saringan2’ yang ada di depanku,setelah berhasil kulewati aku harus berhadapan dengan panasnya sumber penghasil panas,makhluk bernama air sanggup !

GULA
Tidaklah ia juga serta merta jadi gula,sebelumnya ia berupa tebu yang ditanam ditanah, ia berproses dan tumbuh sehingga sedemikian rupa sampai waktunya ‘ditebang’,’digiling’,’dihancurkan’ kemudian ’diperas’ untuk diambil ‘sari’ manisnya, sama, iapun mengalami ‘perebusan’ sehingga sedemikian rupa terbentuklah kristal kristal putih bernama gula, yang kemudian dia pun ‘terjun’ ke dalam panasnya air bercampur serbuk kopi,subhanallah gula juga sanggup !

Ketiga unsur utama ini, begitu menyatu kemudian diproses dengan ‘pengadukan’, sehingga bersenyawa secara sempurna menghasilkan aroma dan cita rasa ‘khas’ tak ada yang ‘protes’ dan menuntut perlakuan istimewa menurut perjalanan yang masing2 unsur tersebut lewati/alami

CANGKIR
Adalah wadah ketiga unsur tadi menyatu,untuk dapat dinikmati oleh siapa saja (tanpa harus melewati proses yang mereka alami), ternyata cangkir pun mengalami ‘penderitaan’ yang tidak kalah ‘seru’, bayangin aja sendiri ato coba sesekali ketahui bagaimana cara pembuatan gerabah

Sebenarnya teramat banyak lagi proses yang tidak saya ketahui tentang unsur2 penyusun WEDHANG KOPI, hanya ini yang dapat saya ‘tangkap’ karena kurangnya, sebab tidak rela, kalau dibilang tidak pernah Mujahadah Kecerdasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun