Mohon tunggu...
Fiet Boendas
Fiet Boendas Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sendiri ( Sang Alang ) ; Sebuah Catatan Ringan

9 Oktober 2013   22:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:45 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1381332121408909148

Di pantai ini KUnikmati nyanyian dedaunan Mengalun manis dimainkan angin MengajakKU tuk kembali mengenang setahun yang lalu Kala itu mimpiKU dan mimpimu masih menyatu Kala hari turun senja kau bersandar di bahuKU Kita nikmati surya tengelam Dan kau tulis nama kita di atas pasir putih Sambil kau berucap semoga cinta kita kan abadi (andai kau ada) andai saat ini kau masih ada di sisiKU (takkan sendiri) Ku takkan sendiri dan tak sekedar mengenang Cinta kita yang pernah ada (cinta kita pernah ada) yeeeeee…. Sendiri KU  kembali mencari cintaKU yang hilang Hamparan pasir putih dan ombak yang bergulung Jingga mentari senja adakah kau simpan kisahKU Yang terbenam bersamamu...... Yang terbenam bersamamu...... ------------------------------------- Di atas adalah lirik lengkap lagu yang dinyanyikan oleh RockerSang Alang. Lagu ini sudah ada di playlist MP3 media playerku, tapi termasuk jajaran mp3 yang ‘belum’ tune in sampai kemarin malam waktu maen ke cafe seorang teman, waktu sekolah di Kota Malang Jawa Timur 20 thn yg lalu, di Kota Mataram – Lombok – Nusa Tenggara Barat, temanku menyanyikan lagu ini, aku dicekam perasaan sepi dan mati ! Menurut temanku lagu ini ditulis Sang Alang di Gili Trawangan, menurut hasil searching di mbah google lagu ini ditulis di Pantai Senggigi Mataram, apalah itu, yang jelas di Propinsi NTB, yang memang kaya akan wisata baharinya. Apakah sebab ruh lagu itu dan kebetulan aku berada di Kota Mataram maka ‘rasa’ dari lagu itu sangatlah menyentuh. Sendiri dan kesendirian adalah keadaan yang kini ku pahami sebagai makna tidak ada yang lain, kalaupun ada ya sebab diadakan. Mungkin masing-masing kita pernah merasakannya, meski pada derajat atau tingkat kesendirian yang tidak sama, sehingga umumnya kita juga merasakan sepi bahkan mati. Bilamana sendiri dan kesendirian itu dirujuk pada diri kita, maka sangat mungkin memang begitu perasaan yang akan kita alami, tapi aku mencoba melihat SENDIRI dari sisi yang lain. Bagi yang pernah berkasih-kasihan atau yang lagi sedang asyik-asyiknya berkasih-kasihan, kemudian ditinggalkan sendiri oleh sang kekasih, atau kita tidak sedang bersama orang-orang yang kita kasihi, hmmm bisa merasakannya? Bagaimana bila kita pada posisi ‘orang yang meninggalkan’ kekasih atau orang yang mengasihi kita, ya mungkin tidak seberapa terasa karena yang kita tinggalkan adalah ‘orang’ atau ‘manusia’ seperti kita juga. Coba rasakan sejenak, bahwa yang kita tinggalkan adalah Zat Yang Maha Mengasihi kita tanpa putus dalam setiap detak jatung, dalam setiap debaran dada, dalam setiap turun naik nafas kita dan disetiap kedip mata kita? Zat tersebut adalah Zat Yang Maha SENDIRI dan kesendiriannya bukan suatu kelemahan sebagaimana kita bilamana kita sendiri. SendiriNYA adalah sumber dari segala sumber kekuatan, sehingga tidak ada yang lain kecuali SENDIRI itu saja. Dalam kesendirianNYA, Dia mengenang namaNYA yang pernah kita tulis di atas pasir putih, Dia mengenang kita yang pernah bersandar pada ‘bahu’NYA, Dia merindukan kita seperti saat setahun yang lalu, saat kita ucapkan semoga cinta kita abadi, saat cinta kita dan cintaNYA berpadu, Dia Yang Berdiri Sendiri ‘merindukan’ suasana bersama kita, kita yang meninggalkanNYA, bersama tenggelamnya mentari jingga. Dia meminta kesaksian mentari jingga atas cintaNYA. Dia sendiri mencari tempat cintaNYA dititipkan. Mari dengarkan laguNYA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun