Mohon tunggu...
Fiesty Utami
Fiesty Utami Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ordinary girl who live in her own dream..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tolak: "koin untuk Presiden"

2 Februari 2011   08:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:58 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesal minta ampun. Seorang Presiden memang sudah semestinya untuk mengontrol ucapannya dengan baik. Namun, perkataannya dalam pidato pada Rapim TNI dan Polri di Balai Samudera, justru dicerca habis-habisan oleh banyak pihak. Awalnya saya tidak memiliki simpati pada pak SBY. Saya juga bukan tim sukses SBY. Dan saya juga tidak merasa SBY telah dan sedang mengatur negara ini dengan sangat baik. Mengingat, ada kebijakan yang dibuat oleh SBY yang membuat penghasilan dari pekerjaan yang dilakoni ayah saya justru jadi menurun. Namun, melihat situasi dan kondisi seperti ini, saya jadi menaruh simpati pada SBY. Mengatur negara ternyata sangat tidak gampang. Dalam Rapim TNI/Polri Presiden SBY mengaku sudah sekitar 7 tahun ini gajinya belum naik. "Sampaikan ke seluruh jajaran TNI/Polri, ini tahun ke-6 atau ke-7 gaji Presiden belum naik. Soal kesejahteraan prajurit dan anggota Polri, ini bukan retorika dan janji-janji kosong, bukan kebohongan. Tiap tahun kita naikkan gaji dan lain-lain. Renumerasi sudah diberikan untuk meningkatkan kerja dan prestasi," kata SBY dalam pidato pada Rapim TNI dan Polri di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat. Kutipan kalimat pidato SBY ini ditanggapi serius oleh berbagai pihak. Di media TV, lebih banyak orang yang mengomentari negatif soal ini. Tentu saja, partai oposisi kan banyak. Jadi ya sudah tentu banyak yang membalikkan perkataan SBY tersebut. Menurut saya, ucapan SBY tersebut, itu kan SBY memberi contoh. Menyemangati Polri dan TNI agar bekerja dengan lebih baik. Karena Polri dan TNI kini diberi kenaikan gaji dan renumerasi. Dan menurut saya dia lagi ga curhat. Lebay banget c TV!! SBY tu bukan lagi curhat,, cuma menyemangati aja ko dibilang curhat. Kesel -_- . Selain itu, muncul pula gerakan Help Salary Presiden di internet. Gerakan ini jelas banget nyindir. Logo berwarna paduan kombinasi kuning, hitam, dan putih. Logo ini mirip logo aksi "Koin untuk Prita" yang diadakan pada tahun 2010. Please deeeh, lebaay,, -_________- bikin gerakan kayak ginian,, Mana rasa tenggang rasanya! Kalo kita jadi Presiden, terus diginiin pasti gag enak kan rasanya, sedih. Orang yang membuat gerakan ini jelas orang yang punya maksud dan tujuan-tujuan tertentu. Saya sedih begitu tahu ada yang membuat gerakan ini, dan lebih sedih lagi begitu tahu ternyata banyak sekali orang yang mendukung gerakan ini. Gerakan ini merupakan pertanda bahwa masyarakat sudah tidak percaya dengan Presiden, dan menginjak harga diri seorang Presiden yang merupakan pimpinan tertinggi negeri ini. Media TV ditonton oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tentu apa yang ditayangkan oleh TV, akan mempengaruhi publik, dan membentuk opini publik. Hal ini sangat berbahaya. POLITIK . Yaps! Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Pihak oposisi akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk merebut kekuasaan, dengan dibantu oleh timnya. Begitu pula dengan pihak yang memiliki kekuasaan, ia akan mempertahankan kekuasaan yang dipegangnya agar bertahan lama, dengan dibantu juga oleh timnya. Tidak mau kalah dengan Surya Palloh, Megawati pun angkat bicara dalam pidatonya. Ia juga menyindir ucapan SBY. Reaksi yang dikeluarkan oleh pendengar pidato Megawati ternyata sama dengan pendengar pidato Surya Palloh. Yaitu, sama-sama tertawa ketika mendengar sindiran pada "curhatan SBY". Politiiiiiiikk Politik,, kayaknya kalo saya jadi Presiden, udah putus asa deh ,, Namun, ternyata ada sisi posotifnya juga, dengan kejadian ini, media membeberkan berita-berita yang masyarakat baru ketahui. Mulai dari gaji presiden, perbandingannya dengan pendapatan perkapita (28X pendapatan perkapita), perbandingan gaji presiden Indonesia dengan Pendapatan presiden yang lainnya, fasilitas yang diberikan pada presiden, dll. Semangat yah Presiden! :D Memang begitulah risiko jadi Presiden, kalo gamau dipolitikin, ya jangan jadi presiden,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun