Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Khusus (PKh) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) melaksanakan Festival Semarak Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 di Gedung Mulo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan, Kamis (12/12/2024).
Kegiatan ini diberi nama Kreasi dalam inklusi (KRENSI FEST) dan mengangkat tema "Warna Warni Kreativitas Satu Harmoni Dalam Inklusi " hal ini bertujuan terciptanya keberagaman yang Harmoni dan inklusif dalam kesenian, serta menciptakan lingkungan yang saling menghargai. Didalam pentas ini menampilkan kreativitas siswa-siswi dari sekolah luar biasa (SLB) dan Sekolah Inklusi, yaitu seperti seni tari kreasi, musik, puisi, dan pantonim dengan keunikan yang tak kalah keren dari penampilan kesenian yang pada umumnya.
Ketua Panitia dalam pelaksanaan iniini, Â Muh Awaluddin Mengungkapkan bahwa tujuan daripada pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk mengkampanyekan dan menunjukkan kepada khalayak luas kalau teman-teman disabilitas juga memiliki bakat yang tak kalah keren daripada teman-teman yang non disabilitas pada umumnya.
Awaluddin menjelaskan bahwa tujuan utama pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk terus mengampanyekan keberadaan teman-teman disabilitas dengan cara menampilkan bakat mereka dalam bidang seni. Kegiatan ini juga bertujuan untuk membuka lebih banyak ruang bagi teman-teman disabilitas dalam menyalurkan kreativitas mereka dan untuk menghapus pandangan masyarakat yang sempit mengenai disabilitas. "Meskipun kegiatan ini berfokus pada disabilitas, kami membuka kesempatan ini untuk seluruh mahasiswa dan masyarakat," tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Bidang Pelaksana Proker HDI 2024, Kibtiya Indahsari, mengungkapkan bahwa KRENSI FEST adalah agenda tahunan yang diadakan sebagai bagian dari program kerja bidang minat dan bakat untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional.
"Sebagai bagian dari pendidikan khusus, kami merasa ini adalah tanggung jawab kami untuk terus mengampanyekan hak-hak teman-teman disabilitas, sehingga kegiatan ini kami masukkan dalam program kerja kami," ujarnya.
Lebih lanjut, Kibtiya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap anak difabel, serta menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, terbuka, dan menghargai perbedaan.
"Dengan menciptakan lingkungan yang saling menghargai dan memberikan ruang bagi setiap individu untuk berekspresi, kita akan bisa melihat bahwa tidak ada perbedaan yang menjadi hambatan," tutupnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
