Mohon tunggu...
Fidya Rizky
Fidya Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Mahasiswi yang sedang belajar di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Bahasa Ekspresif pada Anak

16 Maret 2021   21:47 Diperbarui: 16 Maret 2021   21:53 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap anak mampu untuk mengekspresikan diri mereka sendiri melalui suara, gerakan, ekspresi wajah dan kata-kata. Bahasa ekspresif berkembang selama ia berinteraksi sosial dan pengungkapan kata-katanya sudah mulai matang dan anak sudah mulai bisa memproduksi bunyi-bunyi dari ungkapan tersebut. Berbicara termasuk dalam bahasa reseptif. 

Berbicara adalah suatu penyampaian maksud tertentu dengan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa agar bunyi tersebut dapat dipahami oleh orang yang mendengarnya. 

Bunyi tangisan yang dikeluarkan anak sendiri mempunyai tujuan tersendiri, mungkin ia sedang merasa kedinginan, lapar, haus dan sebagainya. Hampir semua bunyi yang diucapkan oleh anak memiliki maksud tertentu, walaupun bunyi tersebut bukan bunyi yang berbentuk kata maupun kalimat.

Bahasa ekspresif atau yang bisa disebut dengan bahasa lisan adalah kemampuan anak untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya melalui bahasa. Kemampuan ini bersifat output atau keluaran. Kemampuan ini tidak menuntut anak untuk bisa bertata bahasa secara benar, namun anak diajarkan untuk bisa mengenali urutan kata-kata dan maksud dari kata tersebut.

Pentingnya Bahasa Ekspresif Pada Anak

Dengan bahasa ekspresif dapat memungkinkan anak untuk mengekpresikan keinginan dan kebutuhan mereka, pemikiran dan gagasan yang ingin mereka ungkapkan, dapat memperdebatkan sudut pandang mereka jika tidak mereka sukai, dapat mengembangkan kemampuan pengunaan bahasa mereka dalam tulisan dan dapat membuat mereka terlibat dalam interaksi yang berhasil dengan orang lain.

Tahap Perkembangan Bahasa Ekspresif Anak

  • Pada usia 0-3 bulan anak akan tersenyum ketika melihat orang sekitarnya. Biasanya anak akan mengulang satu suara berkali-kali saat ia merasa nyaman. Namun ketika ia menangis, tangisan yang terdengar berbeda tergantung dengan apa yang ia sedang rasakan.
  • Pada usia 4-6 bulan anak sudah mulai mengeluarkan ocehan-ocehannya seolah-olah ia sedang berbicara. Anak dapat menyampaikan maksud dengan menggunakan suara-suara dan gerak tubuh ketika ia menginginkan sesuatu atau meminta orang sekitarnya untuk melakukan sesuatu.
  • Pada usia 7-12 bulan anak sudah mulai dapat mengatakan beberapa konsonan, huruf vocal yang panjang dan huruf vocal yang pendek. Anak akan menggunakan suara-suara selain menangis untuk mendapatkan perhatian dari orang sekitarnya. Anak akan mengucapkan kata-kata pertamanya pada sekitaran usia ini.
  • Pada usia 1-2 tahun anak sudah dapat mengatakan kalimat yang terdiri dari dua kata. Ucapannya juga sudah mulai terdengar jelas karena ia sudah mampu dalam mengucapkan dan menggunakan konsonan.
  • Pada usia 3-4 tahun anak sudah dapat mengungkapkan kalimat yang lebih panjang. Ia akan berbicara tentang banyak hal yang terjadi diluar maupun didalam rumah dan mulai tertarik untuk membicarakan tentang teman, kegiatan prasekolah atau pengalaman yang menarik baginya. Perkataan anak sudah bisa dibilang lancar dan orang selain keluarga terdekatnya sudah mengerti tentang apa yang ia katakana.
  • Pada usia 4-5 tahun anak sudah bisa berbicara dengan jelas dan lancar. Ia dapat membuat kalimat yang panjang dan detail dengan menggunakan tata bahasa, menceritakan imajinasinya dan masih tetap dalam satu topik serta dapat melafalkan kata-kata dengan benar.

Ciri anak yang kesulitan dalam mengekpresikan bahasa

  • Mengalami kesulitan dalam menamai item dan objek.
  • Tidak dapat menghubungkan kata-kata atau menggunakan kalimat yang pendek.
  • Jarang menggunakan bahasa tubuh atau gerakan untuk mengekpresikan.
  • Jarang berkomentar ketika sedang diajak bercanda.
  • Penggunaan tata bahasa yang kurang baik dalam pengungkapannya.
  • Penggunaan kata atau kalimat yang maknanya sulit dipahami atau tidak jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun