Mohon tunggu...
Fidra Firda
Fidra Firda Mohon Tunggu... -

Abiturien SMA Negeri 9 Makassar Alumni Universitas Negeri Makassar, Fakultas Bahasa dan Sastra, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (2004-2008) Pengajar Bahasa Indonesia di LBB Gadjahmada Sekretaris Asisten Direktu 1 Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Adegan #2

14 September 2011   03:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:59 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuhku masih mematung menatapnya yang terus berjalan tak acuh. Kucoba mengingat kembali setiap detail kata yang ia ucap dan nyatanya otakku tak perlu bekerja lebih keras untuk mengingatnya. Kata-kata itu terus menggema di telingaku. Berputar-putar di otakku. Aku menghapalnya meskipun belum cukup 1 manit yang lalu baru saja ia diktekan ditelingaku.  Aku bahkan mampu menuliskannya kembali meski dalam khayal sekalipun. Setiap bunyi yang kemudian dilambangkan menjadi huruf. Garis lurus maupun sedikit lengkung. Dan untuk setiap kata itu, setiap goresannya terasa sangat menyayat seperti ditulis ditubuhku dengan sebilah bambu yang sengaja diruncingkan. Seperti mampu kurasakan darah yang mulai mengalir perlahan lalu menetes. Namun, anehnya bukan kulitku yang sakit meski luka-luka sayatannya mulai menganga. Yang terasa sakit adalah organ hatiku. Rasanya seperti telah ia cabut paksa dari tempatnya di bawah rusukku. Hanya karena sebuah kalimat yang genrenya pengharapan. Yang ia sebut dengan menatapku tanpa berkedip. Kalimat yang lengkap subjek, predikat, dan objeknya. Aku ingin berhenti mencintaimu, katanya.

Makassar, 220911

19.07

Ef

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun