Mohon tunggu...
Fidlia Mae sarah
Fidlia Mae sarah Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Literasi

Literasi, budaya dan Sejarah, hak perempuan dan anak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puan dengan Ketulusan Hatinya

17 Agustus 2024   18:43 Diperbarui: 17 Agustus 2024   18:47 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu yang mendengar hal tersebut meneteskan air mata lalu memeluk anaknya.

Ibu: Puan, tenanglah hal yang terjadi tidak akan terulang lagi. Ibu akan tetap disini menjaga mu

Ibu guru yang melihat hal tersebut bahagia. Lalu ibu guru penasaran dengan motif teman-temannya melakukan hal tersebut padahal Si Puan dan teman-temannya adalah teman baik sebelumnya.

Bagian VI

Keesokan harinya, di dalam ruangan kelas bu guru dan teman-teman yang mencelakai Puan berhadapan.

Ibu guru: apakah kalian sadar apa yang kalian lakukan?

Teman-teman Puan mulai ketakutan dan hanya menunduk atas apa yang mereka lakukan.

Ibu guru: apa yang kalian lakukan mengakibatkan Puan tidak masuk kelas hari ini. Dan parahnya lagi Puan menjadi orang yang pendiam dan melamun.

Ibu guru lalu menanyakan, mengapa mereka melakukan hal tersbut.

Ibu guru: mengapa kalian melakukannya? Apakah Puan melakukan kesalahan?

Salah satu temannya menjawab, sambil tunduk malu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun