Mohon tunggu...
Fidlia Mae sarah
Fidlia Mae sarah Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Literasi

Literasi, budaya dan Sejarah, hak perempuan dan anak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puan dengan Ketulusan Hatinya

17 Agustus 2024   18:43 Diperbarui: 17 Agustus 2024   18:47 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagian V

Sesampainya di rumah, ibu Puan yang melihat anaknya terluka kebingungan dan bertanya pada bu guru.

Ibu Puan: ada apa ini, ibu guru? Bagaimaa ini bisa terjadi?

Ibu guru: iya bu, saya juga tidak melihat kejadiannya. Saya berjumpa dengan Puan dengan keadaan dia sudah terluka?

Puan: ibuuuuu. Kepala ku sakit!!!!!!

Lalu, ibu membawa nya masuk dan mengobati luka Puan dan menenangkannya. Setelah si Puan tenang ibu dan Ibu guru menanyakan apa yang sudah terjadi.

Ibu: Puan, apa yang terjadi? Ini tidak seperti luka karna tersandung. Ayo nak coba ceritakan pada ibu.

Ibu Guru: iya Puan, ibu dan bu gru ada disini (bu guru yang mengetahui mental Puan tidak baik-baik saja mencoba untuk menenangkan agar Puan bercerita).

Puan yang ketakutan lalu menceritakan peristiwa yang terjadi di pesta ulang tahun teman-temannya dan peristawa sebenarnya yang terjadi di taman sore ini. Ibu yang mendengar hal tersebut terkejut dan bertanya pada Puan, mengapa ia tak mengatakan pada ibu nya.

Ibu: Puan sayang, mengapa kau tidak mengatakannya pada ibu?

Puan: ya bu, aku takut mengatakannya karna takut terjadi kekacauan seperti ibu dan ayah dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun