Mohon tunggu...
Fidlia Mae sarah
Fidlia Mae sarah Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Literasi

Literasi, budaya dan Sejarah, hak perempuan dan anak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puan dengan Ketulusan Hatinya

17 Agustus 2024   18:43 Diperbarui: 17 Agustus 2024   18:47 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu Guru: Puan, ada apa dengan mu?, apakah kamu tak mendengarkan ibu berbicara?

Puan: ah? Iya bu. Apa yang ibu katakan tadi? (Puan yang sadar dari lamunannya)

Teman yang jahat kepadanya: wah kamu kenapa hari ini Puan? Apa ibu mu tak memberikan mu uang belanja? Atau ibu mu memarahi mu lagi? Atau jangan jangan kau sedang memikirkan bagaimana cara meluruskan rambut mu yang keriting?

Puan yang mendengar hal tersebut menjadi malu dan tertunduk. Lalu bu guru mulai memecah suasana dengan melanjutkan pelajaran hari ini.

Ibu guru: sudah-sudah, Kamu tidak boleh seperti itu! Baiklah murid-murid kita akan sambung materi ini minggu depan.

Murid: baik buu!!!

Dalam hati bu guru sudah menduga ada sesuatu terjadi pada Si Puan, ia yang sangat semangat dan gigih belajar menjadi sosok yang pendiam belakang ini. Padahal bu guru tau si Puan sangat ingin menggapai cita-citanya.

Bagian IV

Bu Guru yang curiga segera mengambil tindakan dengan menelpon ibu dari si Puan.

Ibu: selamat sore bu

Ibu guru: ya sore bu, apa di rumah baik-baik saja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun