Mohon tunggu...
Surya
Surya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Tren dan Keviralan Menjadi Kepentingan Anak Sekolah

15 November 2018   20:04 Diperbarui: 15 November 2018   20:04 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada era modern ini, hampir seluruh masyarakat indonesia mempunyai televisi. Iya, televisi ini merupakan konsumsi masyarakat sehari-hari terlebih orang awam selalu mengetahui informasi melalui acara televisi.

Namun, dampak yang terjadi bukanlah pada orang dewasa saja melainkan juga pada anak-anak.

Pada acara serial televisi yang masih belum layak dipertontonkan pada anak terlebih lagi pada anak usia pre-remaja sangatlah memprihatinkan. Bila anak pada masa pre-remaja ini menonton serial acara misalnya tentang percintaan dengan adegan yang bukan dikonsumsi pada anak atau dengan adegan berkelahi akan memungkinkan anak untuk menirunya. Hal ini juga secara tidak langsung bisa berdampak pada perkembangan anak.

Anak pada usia yang baru pada pemikiran yang rasional sebaiknya dibimbing mana tontonan yang layak atau mana tontonan yang masih belum bisa untuk ditonton.

Seringkali pada anak usia SD banyak yang menonton acara yang masih belum pantas untuk ditontonya sehingga banyak pula adegan atau hal lain yang ditirunya.

Namun, alangkah baiknya orangtua mengetahui tentang kode kode yang ada di televisi misalnya pada kode tersebut berkode BO yg artinya Bimbingan Orang tua.  A yang artinya utuk anak dan lain sebagainya. 

Padahal masa anak pre-remaja membutuhkan banyak bimbingan. Bimbingan-bimbingan ini gar anak bisa mempunyai potensi dalam perkembangannya. Namun, pada kenyataanya anak-anak lebih senang dengan trend agar viral diberbagai media. Sehingga anak lebih mementingkan trend yang viral daripada menggali potensi yang dimilik. Padahal bila potensi anak berkembang baik, anak bisa terkenal dengan sendirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun