Membaca tulisan Mbak Ellen Maringka pagi ini, hatiku turut bersorak. http://media.kompasiana.com/new-media/2014/02/28/menulis-di-kompasiana-memberi-peluang-untuk-go-pro-638502.html
Wow! Luar biasa. Andai beliau di dekat saya saat ini, pastinya pelukan dan ciuman pasti saya berikan.
Mbak Ellen, memang sungguh luar biasa, meskipun saya belum pernah bertemu dengannya. Tapi saya banyak belajar dari artikel-ertikel beliau yang menginspirasi khususnya tentang rasa percaya diri dan keberanian.
Saya akui, sebelum bergabung di Kompasiana saya wanita minder, apalagi setelah di landa masalah. Saya semakin terpuruk. Dan ketika saya asik mencari artikel yang memotivasi diri, tanpa sengaja membaca artikel Mbak Ellen Maringka, satu persatu saya baca artikel beliau, ada rasa nyaman dan tenang di hati. Seperti terhipnotis saya bangkit dari kegalauan, akhirnya saya ikut bergabung menulis di Kompasiana http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/10/06/gara-gara-ibu-ellen-maringka-597967.html
Mbak Ellen, banyak memberikan pencerahan kepada saya dan selalu menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan kelihatan sekali tidak pelit ilmu. Jangan salah, diam diam saya menilai seseorang lewat tulisannya, bagaimanakah orang tersebut, apakah suka galau seperti saya, sok paling pintar, suka pamer dan pingin puji atau sekedar sharing saja. Lantas bagaimanakah penilaian saya terhadap mbak Ellen Maringka. Membaca tulisannya saya bisa menangkap Mbak Ellen itu orangnya baik, care sama sesama, nggak sombong, apa adanya, tegas, berani, pede, meskipun kadang terlalu serius jika konslet….maklum sumbunya pendek. Banyakin makan usus ya mbak biar makin panjang sumbunya heheehe.
“Jangan pernah takut kalau mbak nggak salah”
“Menulislah dengan hati mbak, supaya ada rohnya”
“Nggak usah minder, pede aja mbak”
“Menulis di K, tidak ada yang junior dan senior, semua sama, nggak ada yang dibayar”
Itulah beberapa nasehat beliau kepada saya. Jujur saya semakin kagum.
Lantas..diartikel beliau kali ini, hal apa yang bisa saya pelajari. Tentang ketulusan. Yup! Ketulusan menulis tanpa embel embel nafsu pengen dihargai apalagi sampe ngoyo pingin nerbitin buku. Hasilnya Mbak Ellen malah ditawarin posisi yang menggiurkan, apa nggak keren tuh. Sedangkan penulis lain saling menjatuhkan supaya bisa disuka.
Ketika kita tulus menulis, hati dan tangan akan seirama merangkai kata demi kata. Justru akan menghasilkan tulisan yang indah, nyaman dibaca. Namun..jika menulis di barengi dengan nafsu. Hasilnya tidak akan menyenangkan. Yang lahir justru sifat iri…karena nafsu yang jalan duluan. Tulisan orang sering masuk HL, TA disirikin, ach kenapa pula tidak mencari tahu kelebihan tulisan tersebut?
Yo weslah…yang penting sekarang nulis dulu,belajar dari teman teman. Nggak usah mikir hasil. Tuangkan saja ide yang ada, biar nggak menyesakkan isi kepala. Perkara nanti bisa menghasilkan buku atau jabatan seperti Mbak Ellen Maringka. Itu merupakan bonus dari-NYA.
Keep Smile Yuk….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H