Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu...

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Positif... Negatif... Positif... Negatif

13 April 2014   16:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13 hari sudah lewat, setiap menit hatiku berdebar, namun sepertinya apa yang kunantikan tak jua datang. Kekhawatiran makin memuncak, namun masih kutahan.

Jangan..jangan..jangan

Ah tak mungkin..aman kok

Tak ada tanda tanda apapun yang biasanya menyertai.

Tapi siapa tahu...Hatiku bener bener deg degan tak karuan. Aku harus banyak menarik nafas supaya tetap tenang. Sesuatu yang meskipun kudamba namun disatu sisi sangat membuatku gemetaran menahan rasa. Rasa yang tak mampu kujabarkan. Antara hasrat yang menggebu gebu dan ketakutan yang teramat sangat bertolak belakang.

Beribu macam pertanyaan menggantung di kepala yang tak bisa ku jawab. Yang semakin lama menekan kepala. Kenapa kali ini, aku begitu limbung, dan sepertinya aku butuh dorongan untuk tetap tersenyum menatap dunia. Hei...kenapa pula aku tidak bisa memutuskan. Apakah aku akan tetap hidup dengan masa lalu? Ouf.....alangkah bodohnya diriku. Jika masihmenangisi sesuatu yang telah lama lewat. Oh...dimanakah semangat yang terus kukobarkan untuk terus bangkit dan ceria menatap dunia? Bukankah terlalu banyak kebaikan dan keindahan yang sudah kuterima.

Hmm....aku tahu, aku terlalu sibuk dengan pikiran pikiranku sendiri, njlimet! Bagaimana jika begini, kusiapkan plan itu, bagaimana jika begitu plan lain sudah tersedia ditambah dengan kemungkinan kemungkinan lain.

Tiap hari pikiran itu semakin berkembang liar. Membuatku semakin capek dan takut. Aku harus menyuruhnya berhenti sekarang. Stop! Tak usah di lanjutkan lagi. Padahal belum tentu juga apa yang kutakutkan terjadi.

Dimalam yang tenang aku berdialog dengan Allah. Dan Jika memang sudah saatnya kami diberi hadiah olehNYA suka atau tidak, siap atau tidak kami harus menerima tidak bisa menolak. Ketakutan harus dihadapi, bukan malah dihindari. Bukan hak kita mengatur Allah, tapi Allahlah yang MAHA TAHU APA YANG TERBAIK BUAT KITA.

Anak adalah rezeki, siapa tahu nanti anaknya cowok, dan akan ku beri nama Kenzo. Anaknya ganteng, dan memiliki mata indah. Rumah akan semakin semarak dengan tangisan bayi. Ah..aku kangen suasana itu, meskipun akan banyak malam dihabiskan buat begadang, tapi melihat wajah mungil nan lucu dengan tawanya yang aduhai, dengan bau wanginya yang khas. Aku mulai antusias. Suami merengkuhku..oke kita jalani sekarang. Seperti biasa aku minta doa dari mama, semoga aku benar benar hamil.

Dan..hasil testnya...negatif.

Gubrakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk....Ya sudahlah, mungkin memang belum waktunya..mungkin aku hanya kecapean saja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun