Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Membayar Cicilan Dengan Kaleng Khong Guan

14 April 2015   09:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:08 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image result for menabung di khong guan

Pletak! Mak sudah tanggal 6 nih,aduh duh duh.Napa cepet banget tanggalnya. Perasaan baru kemaren bayar cicilan pesawat. Eh sekarang harus bayar cicilan lagi. Begitulah tiap mendekati waktu membayar cicilan,perasaan ini jadi galau,dada sesek,jadi nggak enak makan dan minum,setres plus panik seantero sangkar burung.Dag dig dug der merinding bulu ketekku. Sambil komat kamit,semoga saja uang cukup buat bayar cicilan tersebut. Mending cicilan satu,lah ini cicilan bejibun tiap minggu ada gegara ngak bisa nahan si nafsu,akhirnya tepar sendiri.Nggak masalah bila dapet gaji bulanan,lebih enak ngaturnya,karena income sudah jelas.Yang berabe seperti saya,gajinya harian tak tentu pula.Suka nggak suka,bisa nggak bisa kita harus siap dan pinter ngatur uangnya,jangan sampai kolap di tengah jalan. Dan itu sulit,saya perlu beberapa waktu untuk beradaptasi bagaimana mengelola keuangan tersebut.Trial and error.nubruk sana sini.kadang apa yang sudah di rencanakan nggak berjalan sesuai rencana,apalagi nggak ada plan b.Maunya plan A langsung tancap gas.Dan kenyataannya tak sesuai dengan apa yang diimpikan. Yang membuat perekonomian kami acak kadul. Terpaksa harus menjual motor,daripada ngutang ke orang bukannya nyelesain masalah tapi justru akan membawa masalah baru. Hasil penjualan sebagian untuk bayar cicilan yg akan jatuh tempo,sebagian lagi ditabung.Aman! Ternyata sekedar mencatat pengeluaran in out atau  membudgeting semua pengeluaran dan membaginya ke dalam amplop, tidaklah berjalan lancar. Karena masih saja tergoda rayuan mata. Berawal dari situ,saya dan suami jadi mikir dalem banget,nggak mungkin kami tetep mempertahankan lifestyle kami seperti dulu.Kami harus merubah dan menurunkan standart hidup sesuai dengan ekonomi kami sekarang,jangan sampai besar pasak daripada tiang,berabe nanti bisa bisa hidup nggak tenang,mikir dan marah marah terus.Bukannya makin cantik,ntar wrinkle di wajah jadi nambah. Biasalah efek wanita bila tak pegang duit memang gitu jadinya.Coba megang duit banyak,bakalan senyum ceria terus,ngalahin iklan Pepsodent. Tapi bagaimana caranya supaya ekonomi jadi lebih stabil dengan income yang tak tentu?terutama biar aman membayar segala  tagihan,listrik, ansuransi,tabungan terencana dll?haruskah nyari side job lagi? Hmmm.....mikir lagi. Sampai akhirnya saya menemukan cara jitu,bagaimana menyimpan uang untuk membayar cicilan tanpa merasa berat. Yaitu dengan menabungnya tiap hari.Misalnya begini cicilan motor tiap bulannya sebesar 800 ribu,nah lantas kita bagi 800 ribu tersebut dengan 30 hari setelah hasil di dapat Itulah uang yang harus kita tabungkan tiap harinya dan wajib konsisten, nggak asal-asalan. sekarang nabung besok enggak.Sama saja kalo gitu mah. Bila punya banyak cicilan tabungannga juga di bedain,kita kasih nama saja tabungan itu.Soal tempat tabungan,kita bisa pake kaleng biskuit khong g*an,atau celengan lain. Wakakaka pas hari raya, jangan sampai ketukar, bukannya kue yang disodorin, eh isinya malah uang.Maknyus itu, anak anak bakalan berebut, ngambil kalengnya. kaskus.co.id Cara ini hebat menurut saya,karena kita nggak bakalan bingung bayar cicilan, karena pas waktu bayar cicilannya kita tinggal buka tabungan tersebut. Dan mulai ngisi lagi, begitulah seterusnya. Hidup jadi lebih tenang, nggak was was. Hawa nafsu untuk beli ini itupun berkurang, karena uang yang kita kelola hanya secukupnya saja. Ya sudah gitu saja. Have a nice day Note Tulisan ini juga di publish di blog pribadi CoretanFidia

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun