"Pain makes you stronger. Tears make you braver. Heartbreak makes you wiser. So thank the past for a better future.” ~Unknown
Sebenarnya saya rada males ngomongin soal selingkuh. Soalnya ceritanya ya begitu melulu, ada pihak ketiga dan ada pihak yang tersakiti. Namun, untuk menambah wawasan dan menjawab kekepoan kita sebagai perempuan, akhirnya saya nulis soal ini. Siapa tahu, dari sini kita bisa mengambil pelajaran. Syukur-syukur bisa introspeksi.
Ceritanya begini....
Biasanya, saya suka menerima curhat dari sesama wanita. Kalau nggak soal ekonomi ya soal rumah tangga. Tapi…kali ini ada yang tak biasa. Gantian teman lelaki yang bercerita. Mendengar ceritanya, saya berusaha untuk mengerti alasan kenapa dia berselingkuh. Meskipun ada tanda tanya besar. ”Aku ingin istriku memotivasiku, bukan hanya nrimo keadaan, dia juga katrok.” Saya menahan napas.
Sebagai sesama perempuan, perasaan saya campur aduk. Antara terkejut, kesel, dan tertohok. Saat ada perselingkuhan, jarang sekali perempuan yang mendapatkan nasihat yang menguatkan, yang ada malah cibiran yang membuat kepercayaan diri mereka semakin terpuruk.
Okey, lupakan hal itu. Mengetahui orang yang kita cintai mencintai orang lain rasanya memang menyakitkan. Kata Anang Hermansyah, separuh jiwaku pergi. Dunia terasa runtuh. Cie... Tapi, terus-menerus marah dan menangisi keadaan tak bakal membuat semuanya bertambah baik. Justru, yang ada malah makin memburuk, wajah kita lungset, kehilangan keceriaan karena terfokus pada masalah itu melulu. Idih…siapa yang mau mendekat kalau gitu.
Wake up and get dress!
Sebelum kita melabrak pasangan atau selingkuhan pasangan, sudahkah kita introspeksi diri? Sebagai istri, sudahkah kita bertindak dan melayani suami dengan baik?
Sering kali kita sebagai istri merasa pede karena sudah “laku” dan percaya 100% pasangan nggak bakalan meninggalkan kita. Kita menjadi lupa diri, maunya kita semua yang atur. Pasangan tidak boleh begini dan begitu. Padahal, mereka juga butuh waktu sendiri. Dan yang menyedihkan, kita lupa merawat diri, maunya sendiri. Sampai lupa upgrade diri. Sehari-hari sibuk ngurus anak dan urusan rumah tangga. Senengnya mantengin tivi atau sibuk bergosip dengan tetangga. Bila ditegur ngambek. Atau sebaliknya, atau terlalu pasrah, semua terserah pasangan. Awalnya sih asik, lama-lama jadi nyebelin. Berabe kan ya. Padahal di luar sana, banyak sekali godaan akan wanita-wanita pintar, energik, dan cantik yang lebih dari kita.
Setelah kita introspeksi dan belum menemukan “kesalahan” kita, mari kita coba telusuri satu per satu alasan kenapa pasangan berselingkuh. Mungkin dari situ kita akan mendapatkan jawaban.
Ada beberapa alasan, yang saya perhatikan kenapa lelaki berselingkuh, di antaranya adalah:
- Dia sedang jenuh.