‘Halo….dengan siapa ini” suara lelaki terdengar, menjawab teleponnku. Aku pura-pura merayunya. HAH!!! Lelaki itu gampang sekali tertipu. Pikirku dalam hati.
Setelah itu, dia mulai sering mengirimiku pesan, perutku mual. Aku menelponnya.
“Apakah bapak tahu, siapa saya. Perkenalkan saya Eliana, anak ibu Risma, perempuan yang dekat dengan bapak. Saya minta, silahkan bapak menikahi ibu saya, kalau tidak, tolong di tinggalkan ibu” kata saya keras. Lelaki di seberang itu tak menjawab.
“Ya ampun, ibu anda sudah tua, lagipula saya sudah punya istri dan dua anak” suaranya sedikit bergetar.
“Nah..kalau sudah tahu, kenapa masih merayu ibu, apa tidak kasihan anak dan istri bapak, di nafkahi dengan harta hasil menipu.” Jawabku pedas. Emosi mulai menguasaiku. Kemudian lelaki itu menutup telponnya. Aku mulai gemas dan ingin segera melemparnya dengan telur busuk. Bayangkan saja, umurnya masih seumuran kakak. Dia pantas menjadi anak ibu.
“Mba….apa perlu kita pukuli saja orang itu…!!” kata sodara sepupuku. Aku melotot. Gila aja, mukulin seseorang. Bukan dia saja yang bonyok, kita juga berabe. Aku tak setuju.
Esoknya…..aku di telpon ibu, ibu marah besar, mengetahui aku menelpon kekasih gelapnya.
“Sadar bu, dia lelaki jahat, yang hanya memanfaatkan ibu.Kalau ibu mau menikah, silahkan, asal jangan dengan orang itu!! Ibu tetap tak terima. Sejak saat itu hubungan kami putus. Ibu tak mengijinkanku datang menengoknya. Apakah mereka masih berhubungan apa tidak. Aku tidak tahu.
Jember 24 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H