Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Single vs Mom Life

2 Januari 2016   14:43 Diperbarui: 2 Januari 2016   15:28 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iseng, saya buka BBM putri saya. Dan betapa saya shock ketika membuka status dan chat teman-temannya di grup. Busyet! sudah pada dewasa bo.  Anak-anak sekarang memang jauh lebih dewasa, dibandingkan dengan saya zaman dulu. Seumuran mereka saya masih suka main hujan-hujanan, main bekel,mandi rame rame di sungai ataupun main masak-masakan. Ingus masih belepotan.kagak ngerti namanya,cowok ganteng, cinta-cintaan apalagi tahu gimana rasanya ciuman pertama.  Coba saja, kalian perhatikan tingkah anak-anak remaja sekarang. Mereka mulai berani berekspresi, dari pegang tangan, boncengan mesra, pelukan sampai ciuman di tempat umum. Dunia terasa milik berdua, yang lainnya cuma numpang! Ahai....saya jadi merinding bo. Tantangan ibu sekarang jauh lebih menantang daripada zaman emakku dulu. Setelah jadi emak saya akhirnya  menyadari, kenapa emak dan simbah dulu amat berisik menasehati saya supaya jangan begini begitu. Tujuannya supaya aya tetep lempeng bo, nggak belok terbawa arus.  Seperti wejangan simbah, memiliki anak perempuan seperti memiliki kaca istimewa. Bukan hanya menjaganya tetap bersih dan kinclong tapi juga menjaga supaya tidak pecah. Sekali pecah susah untuk di perbaiki. Bila anak terlalu di kekang, takutnya main petak umpet sama kita. Pura -pura baik di depan kita,eh di belakang kita tingkahnya liar. Terlalu di lepas juga salah, bia bisa semau gue ntar. Berabe juga nanti. So...gimana dunk???? enaknya ya...ditengah tengah saja! So.. Wahai anakku,Belajarnya yang baik dan tekunGapailah semua impian yang kau inginkan. Pilihlan teman-teman yang baikdan janganlah engkau tergodadengan bujuk rayu duniapakailah semua logika dan instingmu timbang semua baik buruknya Lihatlah. diluar sana nakanak-anak muda yang putus harapan karena menikah muda,setelah terbakar nafsu dan ego.Penyesalan yang tiada akhir. lihatlah diluar sana sayang,anak-anak muda yang terkapar semua angan-angan pupusdirenggut narkoba Hanya dirimu sendiri sayang yang bisa merengkuh semua mimpimuBukan mamaBukan papaBukan pula simbahDisini kami hanya bisa mensupport dan mendoakanmu, putrikuTaklukanlah dunia selagi engkau muda 

 
3
3
  
4
4
5
5
 
6
6
 
7
7
8
8
9
9
 
10
10
11
11
 http://www.toondoo.com//ViewBook.toon?bookid=608015

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun