Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

The Real Desperate Housewife “Ekonomi”

5 Februari 2014   09:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu ibu di komplek pada mengeluh,karena harga kebutuhan pokok pada naik semua. Kata pedagang sayur keliling...mau pemilu nih, apa kaitannya coba pemilu dengan kebutuhan pokok? Apa para caleg suka memborong bahan makanan dan dibagikan ke warga, untuk menarik simpati supaya mereka mencoblos namanya?

Wah, sedih kalau begitu. Suara di tukar dengan bahan pokok,murah sekali! Iya kalau mereka pro rakyat, bagaimana jika sebaliknya?saya sarankan..jangan mau di kasih beras terlalu dikit minta emas saja barang 10 gram hehheheheh. Okeh kembali ke tekape.

Kebutuhan naik tak masalah jika dibarengi peningkatan pendapatan , suami tak pelit dan bekerja pula. Saya suka sedih, jika ada teman yang curhat dengan bercucuran airmata. Betapa menderita hidupnya ketika sang suami di phk,anak 4 harus masuk sekolah semua sedang rumah masih ngontrak. Ada lagi cerita sodara ketika sang suami luar biasa perhitungan, sedangkan dianya tidak mengertijika semua barang naik. Belum lagi jika harus kondangan, menengok orang sakit, bayi lahir atau melayat jika ada kematian. Yang tentunya hal hal ini,bisa melebihi budget, wong namanya hidup bermasyarakat. Jika tak mau ribet dengan soal yang begituan, tinggal saja di hutan, yang nggak ada tetangganya.

Action bukan ngeluh

Jika sudah tahu beban hidup meningkat, sedangkan pendapatan masih kurang. Solusi yang terbaik adalah ACTION bukan Ngeluh kesana kemari. Uang itu tak akan datang jika hanya sibuk berkeluh kesah. Awal mungkin orang kasihan dengan penderitaan kita, namun lama kelamaan orang akan eneg juga jika dicurhatin soal ekonomi saja. Karena merekapun punya masalah sendiri.

Bekerja tidak harus keluar rumah.

Bagi para ibu rumah tangga, tentu memiliki dilema tersendiri. Disatu sisi ingin bekerja membantu suami mencari nafkah, disisi lain tidak belum ada dana untuk membayar seorang asistan. Jika ada modal tak masalah, bisa buka usaha yang kita sukai. Namun bagaimana jika tak punya modal sama sekali.Jangan khawatir selama ada niat baik,ada usaha ditambah kejelian,pekerjaan itu ada disekitar kita. Contohnya banyak, saya ambil beberapa contoh

1.Jika bisa naik motor,bisa jadi tukang ojek, antar jemput anak sekolah. Tawarkan pada tetangga yang mempunyai anak sekolah.

2. Calo jual atau sewa rumah, apalagi kalau tinggal di perumahan ada saja orang yang menanyakan rumah kontrakan.

3. Freelance Sales dengan menjual kembali barang dagangan orang/suplier yang ini modal utama harus jujur karena kepercayaan yang dipegang dan nggak malu keliling ngider dari pintu ke pintu, dari DAMA ke DAMA nawarin ibu ibu Jangan sampai barang habis modal habis juga.

4.Menerima tempat penitipan bayi/anak, ini khusus untuk ibu yang memiliki anak sudah sekolah SD, dan yang mandiri.1 anak saja cukup,kalau kebanyakan takutnya keteteran waktu dari jam 8 pagi sampai jamlima sore. Pasti banyak yang mau. Apalagi kalau kitanya sayang anak. Saya yakin pasti rebutan.

5.Mengajar private dengan bimbel

Sekarang banyak orangtua yang menyerahkan pendidikan anaknya pada sekolah dan bimbel. Karena pelajaran sekarang susah, apalagi ditambah aktivitas ourangtua yang sibuk terus nggak sempat lagi menemani anaknya belajar.

6.Mengajarkan les private mengaji.

Bukan hanya untuk anak anak saja, tapi bagi para ibu ibu yang pingin belajar mengaji juga boleh.

7.Menerima jasa penyetrikaan

Jika usaha laundry tak memungkinkan, jasa penyetrikaan baju oke juga apalagi jika caranya pengemasannya mirip laundry, di bungkus pakai plastik dan di beri parfum juga supaya wangi, beuh! Laris pastinya. Harga bagaimana buatlah limaratus perak perbaju.

8.Freelance Massage

Jika punya saudara atau mbah yang punya keahlian memijat, tak ada salahnya meminta ilmu ke mereka. Kalau punya uang buisa ambil kursus .Memijat orang dewasa butuh tenaga yang besar, tapi duitnya juga enak. Apalagi jika kita bisatawarkan massage plus lulur bagi ibu ibu. Namun jika kita malu .Tentunya sasaran kita bayi atau anak anak.

Intinya adalah kalau mau dapat duit lebih ya kerja bukan mengkhayal atau menengadahkan tangan untuk dkasihani. Bergerak, jemputlah bola dan masukkan ke gawang. Okeh!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun