Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Suka Duka Operator Warnet

1 Januari 2014   10:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat melamar pekerjaan, aku lebih suka menyukai pekerjaan yang banyak di lapangan, dan bisa bertemu banyak orang. Karena aku orangnya mudah bosan, kalau harus duduk seharian memelototi angka atau layar monitor. Pastinya akan membosankan sekali. Syukurlah pekerjaan itu kudapat. Sungguh menyenangkan rasanya bisa bertemu, dan bekerja sama dengan berbagai macam latar budaya dan Negara. Banyak pengalaman yang kudapat.

Tapi Itu cerita dulu, sekarang setelah memiliki usaha sendiri “Warnet” yang kami kelola sendiri. Akhirya mau tak mau aku dan suami harus terjun langsung, bergantian berjaga. Karena untuk membayar karyawan belum waktunya. Karena perkembangannya masih fluktuatif. Jadinya harus mau bersusah susah dulu.Pernah ada yang usil bertanya, kenapa kami tidak membayar karyawan saja, atau kenapa kami buka terus, jarang libur, sampai ada yang bilang Kami orang pelit! Saya hanya diem saja, padahal dalam hati gerundel, eh ini usaha saya, terserah saya mo apain? Ngapain kalian yang repot ngurusin?

Ternyata setelah berkutat dengan pekerjaan yang berbeda beda.Di hotel, dukanya menghadapi tamu yang super duper cerewet, yang suka complain. Sukanya banyak, apalagi kalau melihat tamu senang dengan pelayanan kami, dapet tip banyak, bahkan bisa melayani langsung artis terkenal seperti B*rb*ra Streisand, D*nna K*ran. Semakin saya sadari bahwasannya ditiap pekerjaan itu ada suka dukanya, nggak mungkin suka terus atau sebaliknya. Orang mungkin akan sinang sinawang, melihat pekerjaan orang lain lebih baik dari pekerjaannya, padahal belum tentu juga. Pikiran saya jadi makin terasah…saya termotivasi untuk belajar dan belajar dari siapapun juga.

Yach, aku harus duduk lebih dari 8 jam sehari, duduk menatap layar monitor, pekerjaan yang sebelumnya tak kuinginkan. Namun sekarang harus kusukai. Aku harus mencari cari kesibukan lain, ketika suasana warnet sepi pengunjung. Supaya tidak jenuh, entah itu membaca buku, lihat-lihat resep baru, bermain sama kucing, nonton drama korea online, atau sibuk nulis di blog. Kalau lagi pengen, baru deh belajar photoshop atau membaca artikel tentang computer, supaya nanti jika ada permasalahan mengenai computer, aku nggak lebay histeris mencari pertolongan suami. Tapi ya gitu deh, otakku mendadak henghong jika belajar masalah computer. Kuakui selama ini aku hanya user doang. Itu sukanya.

Dukanya, banyak sekali…..yang paling bikin bête, kalau pas warnet rame sekali, terus mati lampu, tanpa pemberitahuan berapa lama. Belum lagi menghadapi pengunjung yang rewel, Yang suka download pake IDM sak enae dewe, sudah di peringati juga nggak ngeh, kasihan pengguna lain kan? yang akhirnya kami berinisiatif untuk me lock IDM.

Headset yang sering ganti karena keusilan anak anak yang suka menggigiti kabel, belum lagi pengunjung yang kabur tidak bayar atau malah suka ngutang dan insomnia waktu di tagih, bukannya bayar malah bentak bentak nggak karuan, uang di lempar dimeja. Ku elus dadaku,sabar…sabar.. ya ampun kok galakan dianya ya, dia yang berhutang dia yang galak padahal sudah baik baik nanya. Katanya dia mantan camat, tapi kelakuan seperti preman pasar. Kalau seribu, sepuluh ribu saya ikhlasin nah ini, hampir 100 an ribu untuk pembayaran cetak foto dia. Lumayan kan buat beli beras dapet 10 kilo. Akhirnya daripada ribut. Saya ikhlasin aja….sambil ngancam. Saya punya kesabaran juga, sudah sabar ngadepin dia selama 3 bulanan, memberikan keluwesan, namun malah perlakuannya pada kami semakin buruk.

“ Bapak tidak usah bayar, namun tolong jangan pernah datang ke warnet kami lagi” selesai perkara! Kata saya tegas. Biarlah saya kehilangan satu pelanggan, daripada dia terus membuat saya sakit hati dan marah.

Bukan itu saja, ada saja ulah pengunjung yang membuatku terkaget kaget, ada yang dengan tenangnya memintaku mengubah akte, ktp, kartu keluarga atau yang lainnya. Entah mereka sadar atau tidak, entah mereka tidak tahu atau memang sudah tahu, tindakan tersebut illegal. Syukurlah saya tidak pernah mau. Meskipun pelanggan adalah raja tapi kalau melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan hati nurani. Siapa yang mau.

Di tempat kakakku yang memiliki usaha yang sama, tak kalah serunya, dari karyawannya yang suka ngutil uang, yang akhirnya dia pecat, sampai kabel kabel computer ( CPU, Keyboard, mouse, headset) di gembok karena seringnya hilang. Bukan itu saja pernah CPU juga hilang…eh CPU nggak hilang, Hardisk yang di dalam CPU raib. Bukan Kakak nggak awas, karena kesalahan waktu membangun, jadinya ada 2 pintu,sehingga keluar masuk pelanggan tidak terdeksi, apalagi kalau datangnya rame rame, dan sekat yang tidak memungkinkan kakak bisa mengawasi mereka secara full.

Karena pengalaman-pengalaman kecil tersebut saya semakin awas sekarang, lebih jeli melihat pelanggan, dan menerapkan aturan yang ketat. Pengalaman di buat pelajaran supaya nantinya lebih bagus. Semoga juga saya nantinya bisa mengembangkan usaha ini J

Selamat Tahun Baru 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun