Mohon tunggu...
Fidia Wati
Fidia Wati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Cerita khas emak emak http://omahfidia.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tiga Pembunuh

19 Maret 2014   17:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tertarik menulis ini, karena ada alasannya. Dalam hidup,saya jarang banget menerima sebuah pujian. Yang ada justru celaan, kritikan dan membanding-bandingkan. Sakitkah hati saya? Pasti ! sampai ada celaan yang sampai saat ini masih tergiang di telinga saya,namun syukurlah saya kuat menerima semua itu. Tiap kali menerima celaan saya hanya diam, kadang menangis jika celaannya dahsyat.

Meskipun begitu Saya tak berniat untuk melawan membabi buta apalagi dendam untuk apa juga. Lantas apa pembelaan saya? Tindakan dan kerja keras untuk membuktikan siapa saya sebenarnya yang akhirnya akan membungkam mulut mereka sendiri dan menyadari kesalahan mereka. Celaan, kritikan adalah cambuk bagi saya untuk bangkit, belajar dan maju.

Mengutip buku dari sebuah buku karangan Dr. Ibrahim Elfiky tentang betapa bahayanya sebuah celaan, kritikan dan membanding-bandingkan dalam hidup seseorang yang beliau sebut dengan istilah “Tiga Pembunuh” karena ketiganya mengandung racun seperti bisa ular yang masuk dalam aliran darah kemudian mematikan. Mengguncang Jiwa seseorang melahirkan perasaan negative, merampas kebahagiaan dan menjauhkannya dari impian hidup.

Mari saya jelaskan satu persatu:

·Mencela

Apa yang kita rasakan ketika kita di cela seseorang, betapa buruknya kita? Sedih, marah, sakit hati atau perasaan apa lagi? Celaan bisa menimbulkan perasaan rendah diri dan tak dihargai.

·Kritikan

Begitupun ketika menerima sebuah kritikan. Ada perasaan kecewa, merasa sendirian, tak berguna dan kurang berarti dibanding dengan orang yang mengkritiknya. Apalagi jika kritikan tersebut tidak diberikan dengan cara sandwich, yaitu memulai kritikan dengan pernyataan positif tentang orang yang dikritik, kemudian di selipi dengan kritikan dan diakhiri dengan sesuatu yang positif. Kritik seringkali berdampak negative dan memancing amarah.

·Membanding –bandingkan

Sesuatu yang dibanding-bandingkan bisa berupa bentuk keberhasilan, perilaku, kepintaran, pekerjaan dan lain sebagainya. Yang pada gilirannyaakan menyebabkan perasaan iri, dengki, marah dan sakit hati rendah diri dan akan melahirkan dendam pada mereka yang dinilai lebih baik.

Jadi alangkah bahayanya ketiga pembunuh tersebut, tidakkah kita hidup ingin kebahagiaan bukan saling bermusuhan. Jadi sebelum melakukan ketiga hal tersebut, marilah kita intropeksi diri apakah kita lebih baik dari mereka.

Salam hangat

Fidia

Source pic: www.coolnsmart.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun