Saat lagi ngelonin Key, saya terkejut ketika terdengar suaran teriakan minta tolong. Ditepi jalan, ada ibu ibu yang menangis keras sambil menggendong anaknya, kelihatannya dia dinasehati Pak RT yang sengaja di datangkan untuk melerai pertengkaran tersebut. Si Ibu masih kelihatan emosi, tetep cerewet beradu argument rasanya tak mempan dinasehati Pak RT.
Hati saya miris, ketika melihat pertengkaran,apalagi ada anak kecil yang melihat, Nelangsa sekali melihat anaknya. Andai saja saya punya hak by pass untuk melerai saya akan sumpal mulut ibu itu dengan makanan supaya diam. Mbok Ya diem dulu, inget anak.
Bukan sekali dua kali kami disuguhi adegan bak kisah sinetron, lari lari menangis di jalan,saling lempar pakaian di jalan dengan menggunakan kata kata kotor, atau suara lemparan barang pecah belah. Hati saya ikutan dag dig dug sambil berdoa semoga tidak ada apa apa.
Kami memang bertetangga, tapi bisa di bilang kami tidak berinteraksi layaknya hidup bertetangga. Saya sudah mundur duluan, bagaimana tidak mundur belum apa apa sudah ditanya dimana ada dukun yang bagus untuk mengatasi rumah tangga mereka. Apalagi seringnya mendengar cerita pembantu pembantu mereka yang datang kerumah dengan menangis, nggak tahan dengan sang majikan. Dan cerita cerita aneh lainnya. Sang Nyonya memang kelihatan ceriwis, selalu berpikiran negative thingking, dikit dikit bilang ada yang mau membunuh. Saya jadi ngeri sendiri, cukuplah saya hanya “say hello” basa basi doang.
Saya jadi bertanya tanya apakah dukun bisa memperbaiki masalah rumah tangga? Tiap punya masalah larinya dikit dikit ke dukun.Bagaimanakah jika sudah datang ke satu dukun, ternyata jampi jampinya tidak berhasil, kemudian pindah ke dukun lain yang katanya lebih bagus, eh ternyata sama…nyari lagi yang lain, begitu terus. Satu dukun menyuruh ini, yang lain menyuruh itu, rumah banyak dipasangi jimat penangkal tanpa pernah kita tahu apa isinya. Aduh….apa jadinya suasana rumah, apakah akan adem atau malah seperti tinggal didalam bara api. Tidakkah lebih bagus kita mendekatkan diri saja pada SANG PEMBERI HIDUP dengan banyak melakukan intropeksi diri
Setiap rumah tangga memiliki masalah sendiri entah itu ekonomi, WIL/PIL, ipar, mertua,ataupun anak. Dan alangkah baiknya kita tetap bersikap tenang dalam mengatasi masalah tersebut. Bersikap melawan dengan emosi yang meledak ledak tidak akan bisa menyelesaikan masalah, malah memperkeruh suasana. Justru sikap kasih sayang dan cinta kasih akan mencairkan suasana marah. Dan akhirnya kita akan temukan solusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H