Mohon tunggu...
Fidiar_
Fidiar_ Mohon Tunggu... Penulis - Hello, welcome in this room. Enjoy and happy reading!

www.goresanpenakreatif.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

#18 Tiga Belas Hari

29 Mei 2024   15:39 Diperbarui: 29 Mei 2024   15:41 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sore, menatap lekat dirinya saat itu

Dengan penuh air mata

Hujan tak kunjung reda

Langit abu-abu, beradu perihal waktu


Semesta lain memanggil

Seraya sore berjalan menuju malam

Ia bertutur perihal matahari

"Matahari ahlinya, kau tahu?.Ia memberi sinar pada pagiku, aku meminta untuk tetap memberi sinar hingga sore tiba. Ia memberi hias kepalaku, ia memberikannya tepat. Sungguh matahari ahli," tutur semesta lain.

"Matahari juga memberiku arti, yang ada akan selalu menjaga," tutur semesta lainnya.

"Matahari baik, namun aku ialah satu titik cahaya yang tertumpuk dan terlihat di antara ratusan cahaya di sekitarnya. Dan tak akan terlihat olehnya," tuturku.


Tiga belas hari mengarungi

Kau bersembunyi

Dibalik ruang yang sedang kau singgahi


Dibalik tutur singkat

Rinai-rinai hujan menjenguk pelupuk mata langit kala itu


"Adakah satu tanya yang tertinggal untuk semestaku?"

Hanya akan menguburnya dalam sebuah angan yang tak sempat disemai 

Tiga belas hari,berhenti menunggu jawab di depan pintu itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun