Â
Waktu-waktu telah memakan memori tentang saya dan juga aku
Waktu-waktu pergantian langit pagi menjadi malam, sudah tak terhitung lagi...Â
Aku memulaiÂ
Pekan lalu kau masih menertawakan tentang amplop cokelat yang kuisi dengan bolu cokelat lumer di dalamnya
Tentang purnama yang tak pernah menyembunyikan semburat pipinya yang terangÂ
Kau masih bertutur tentang waktu yang akan mengubah purnama menjadi senja di kala malam
Kau masih mengelak lelucon, tak ingin kalahÂ
Di kala rasa penat menusuk-nusuk pikiranÂ
Kau masih saja berkhayal mendaki puncak Everest
Kau tak suka jika bulir air mata jatuh begitu saja
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!