Mohon tunggu...
Kadek Ina Fidiani
Kadek Ina Fidiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi z di tiongkok dan ekonomi digital baru: kebangkitan e-commerce melalui livestream

11 Desember 2024   21:11 Diperbarui: 11 Desember 2024   21:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah menjadi pemimpin global dalam ekonomi digital. Salah satu fenomena menarik yang menjadi sorotan adalah kebangkitan e-commerce melalui livestream. Generasi Z, yang dikenal sebagai digital-native, memainkan peran penting dalam tren ini. Artikel ini mengeksplorasi bagaimana generasi muda Tiongkok menggunakan teknologi untuk merevolusi pengalaman belanja, serta dampak ekonomi yang dihasilkan dari tren ini.

Pandangan Lama: Belanja Tradisional

Belanja tradisional di Tiongkok sebelumnya didominasi oleh transaksi offline, seperti pasar tradisional atau pusat perbelanjaan. Meskipun belanja online mulai tumbuh dengan munculnya platform seperti Taobao dan JD.com, pendekatan ini awalnya lebih bersifat pasif, di mana konsumen mencari produk berdasarkan kebutuhan spesifik. Pendekatan ini, meskipun efektif, kurang memanfaatkan potensi interaksi real-time dan elemen hiburan yang sekarang menjadi daya tarik utama e-commerce livestream.

Belanja offline memberikan pengalaman yang lebih personal dalam interaksi antar penjual dan pembeli. Namun, perkembangan teknologi digital mulai mengubah paradigma ini. Generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi mulai mencari cara baru yang lebih efisien dan menyenangkan untuk berbelanja. Hal ini menciptakan peluang untuk transformasi dalam dunia ritel.

Pandangan Baru: Era Livestream Commerce

Livestream commerce menggabungkan hiburan dan belanja dalam pengalaman yang interaktif. Generasi Z di Tiongkok telah menjadi pengguna utama platform seperti Taobao Live, Douyin, dan Kuaishou. Popularitas format ini tidak lepas dari preferensi mereka terhadap konten visual dan keterlibatan langsung. Melalui livestream, konsumen dapat melihat demonstrasi produk secara langsung, berinteraksi dengan penjual atau influencer, dan membuat keputusan pembelian secara spontan.

Contoh nyata dari kesuksesan e-commerce livestream adalah Taobao Live yang menguasai lebih dari 70% pangsa pasar live commerce di Tiongkok. Strategi ini melibatkan influencer atau Key Opinion Leaders (KOL) yang menggunakan keterampilan komunikasi dan daya tarik pribadi untuk memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Bahkan, beberapa perusahaan menggunakan CEO atau pendiri mereka sebagai pembawa acara livestream untuk membangun kepercayaan pelanggan. Penggunaan teknik seperti giveaway, diskon kilat, dan sesi tanya-jawab langsung semakin memperkuat daya tarik format ini.

Selain itu, livestream commerce juga memberikan ruang bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk bersaing dengan merek besar. Platform seperti Douyin sering kali memberikan peluang bagi penjual independen untuk menjangkau audiens yang luas tanpa memerlukan biaya pemasaran yang besar. Dengan strategi konten yang tepat, UKM dapat membangun merek mereka dan mendapatkan keuntungan yang signifikan.

Dampak Ekonomi

Pertumbuhan livestream commerce memiliki kontribusi signifikan terhadap ekonomi digital Tiongkok. Pada tahun 2021, nilai pasar live commerce diperkirakan mencapai USD 425 miliar dan terus meningkat. Selain menciptakan lapangan kerja baru, tren ini juga mendorong inovasi dalam pemasaran digital. Banyak merek memanfaatkan fitur analitik data untuk menyesuaikan kampanye pemasaran mereka, memastikan bahwa pesan mereka menjangkau audiens yang tepat pada waktu yang tepat.

Di sisi lain, generasi Z telah menciptakan permintaan yang kuat untuk teknologi berbasis real-time. Hal ini mendorong perusahaan teknologi untuk terus berinovasi dalam pengembangan perangkat lunak dan alat analitik. Bahkan, beberapa perusahaan e-commerce besar mulai mengintegrasikan teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) ke dalam pengalaman livestream mereka untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih imersif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun