E-commerce menjadi industri online yang berkembang sangat pesat di Indonesia. Survei Snapcart pada Januari 2018 lalu menunjukkan mayoritas konsumen belanja online adalah perempuan dengan jumlah mencapai 65%. Kendati perempuan menjadi target konsumen yang potensial namun posisi manajerial yang mengambil keputusan penting dalam strategi bisnis e-commerce masih didominasi laki-laki.
Padahal dengan perbandingan gender yang seimbang di jajaran manajemen atas dan board members, partisipasi perempuan dapat memberikan keberagaman ide dan pandangan dalam bisnis. Studi Peterson Institute menyarankan minimalnya terdapat tiga perempuan yang berpartisipasi dalam manajemen untuk mengoptimalkan potensi bisnis secara signifikan.
Konsumen belanja online yang didominasi perempuan pun menjadi urgensi pelaku bisnis e-commerce untuk menyediakan ruang perempuan di jajaran manajemen. Ide-ide dan aspirasi perempuan akan menjadi lebih berharga karena dinilai lebih memahami konsumen perempuan dari berbagai lapisan lebih baik.
Akselerasi perempuan dalam bidang ekonomi dan wirausaha juga sangat dibutuhkan untuk mengentaskan kemiskinan dan membangun perekonomian. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dibutuhkan 200 tahun lagi untuk menyamaratakan posisi antara perempuan dan laki-laki di bidang ekonomi. Namun prediksi waktu yang lama ini dapat diperciut dengan meningkatkan aktivitas dan advokasi perempuan di dunia kerja secara proporsional dan profesional.
Metodologi
Riset iPrice menghimpun data keberagaman gender dari 295 tenaga kerja di posisi manajerial tingkat tinggi dari 13 perusahaan e-commerce yang beroperasi di Indonesia. Data diambil dari sumber terbuka LinkedIn, rilis media, dan laman profil perusahaan.
Data dan artikel dibuat oleh tim iPrice
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H