Mohon tunggu...
Arfidel Ilham
Arfidel Ilham Mohon Tunggu... Administrasi - Arfidel Ilham

Koresponden Koran Lokal

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Ota Lapau" Jelang Pilkada Kian Semarak

12 Agustus 2019   21:10 Diperbarui: 12 Agustus 2019   21:19 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tokoh "Import "Nasional atau Lokal?

Limapuluh Kota--Meski belum pasti kapan tahapan Pemilihan Kepala Daerah akan dimulai, namun sejumlah warga masyarakat, mulai menakar  bakal calon Kepala Daerah kedepan berdasarkan informasi nama-nama yang mencuat.  

"Tidak banyak waktu lagi untuk bersiap bagi para tokoh yang tertarik mengabdi untuk Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota kedepan. Sudah selayaknya kita-kita yang merasa peduli Limapuluh Kota, ikut menakar. Sebatas menyigi mana yang rasanya pas jadi kepala daerah, menurut kita,"ungkap Bambang Safari, saat berdiskusi di Gubuk Coffe, Koto Nan Godang, Payakumbuh, Senin(12/8) sore.

Sejumlah opini muncul, mulai dari asal kandidat yang sepertinya tak bisa lepas dari kesan ego sentris kewilayahan, Selatan, Utara, Timur dan Barat, menjadi salah satu p[erhitungan. 

Sebab tak bisa dipungkiri, hal tersebut masih menjadi tolak ukur ditatanan masyarakat, sekaligus menjadi pola isu yang sangat mudah dikelola dalam Pilkada.

Meski dalam diskusi yang lebih mengesankan "ota lapau" tersebut, tetap muncul analisa-analisa masuk akal yang mungkin menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan strategi bagi tokoh yang ingin mencalonkan diri menjadi kepala daerah kedepan.

Seperti yang disampaikan, Aspon Dede, salah seorang tokoh muda yang juga alumnus ilmu sejarah Universitas Andalas ini, berkaca pada masa lampau. 

Menurutnya, pemilihan kepala daerah beberapa periode sebelumnya, tokoh "import" untuk menggambarkan tokoh perantau yang sengaja pulang kampung untuk mengikuti pilkada, dinilai sulit memenangkan kompetisi di Limapuluh Kota.

"Kita hanya berkaca pada sejarah, tentunya dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi. Hanya saja, ketika melihat sejumlah tokoh perantau yang pulang kekampung halaman untuk mengabdi, seringkali gagal dan tidak unggul pada kompetisi Pilkada,"ucap Aspon Dede sembari menyebutkan sejumlah nama berdasarkan pengalaman pilkada periode sebelumnya.

Petinggi Partai Hanura, Kabupaten Limapuluh Kota, Irwandy ST yang juga terlibat dalam diskusi, Senin(12/8) sore tersebut, juga setuju dengan apa yang disampaikan Aspon Dede. Namun menurutnya, jika memiliki kemampuan sosialisasi dan pendekatan yang bagus, siapapun bakal bisa memenangkan hati rakyat.

"Semua tokoh pantas maju dalam ajang demokrasi Pilkada, baik tokoh lokal ataupun tokoh nasional, wajib semangat. Hanya saja mungkin ketokohan dan popularitas ditengah-tengah masyarakat sangat penting."ujar Irwandy menimpali sejumlah argumentasi lainnya terkait perdebatan tokoh nasional atau lokal tersebut.

Tokoh nasional sepertinya sama dengan yang dimaksud Aspon Dede sebagai tokoh import tersebut, memunculkan banyak tanggapan dan membuat diskusi kian panas, namun tetap hangat dalam keakraban dan niat membangun Limapuluh Kota yang lebih baik kedepan.

Kemudian, topik pembicaraan saat kopi darat Sikolalapau bersama Budi Febriandi, Bambang Safari, Aking Romi Yunanda, Rizal Ambo dan Irwandy terkait tokoh Nasional atau Lokal tersebut dinilai cukup mencuri perhatian. Sehingga berlanjut ke ranah Group Whatsaap (WAG) Pilkada Limapuluh Kota. Terlihat sejumlah politisi-politisi senior, seperti Ilson Chong, Harmen serta sejumlah jurnalis juga ikut memberikan komentar.

Terpisah, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Limapuluh Kota, Amfreizer , Senin(12/8) malam menyebutkan, tahapan untuk Pilkada Limapuluh Kota masih menunggu Peraturan KPU (PKPU),"Sementara untuk acaun Pilkada, mengacu UU Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-undang,"ucap Amfreizer.

Kendati begitu Amfreizser memprediksi, tahapan kemungkinanya akan dimulai pada Januari 2020 nanti,"Kita masih menunggu petunjuk lebih jauh terkait pelaksanaan Pilkda dari KPU RI,"pungkas Amfreizer, kemarin.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun