Mohon tunggu...
Fidelia Harris
Fidelia Harris Mohon Tunggu... Lainnya - Marketing

Lupakan soal kegilaan… lupakan soal sampah.. lupakan soal mutu.. lupakan soal keyakinan.. lupakan soal teori.. lupakan soal anjing yang menggonggong dan kucing yang mengeong.. "aku cuma mau nulis" so what??

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Adilkah ini????

6 Maret 2012   09:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:26 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku melihatnya beberapa hari ini, berjalan pincang dengan tubuhnya yang terlihat sangat ringkih..

Aku menatapnya sedang duduk disalah satu meja berdebu di salah satu gudang tempatku bekerja..

Kantor terhebat yang di puja-puja orang diluar sana..

Aku bertanya-tanya apa yang terjadi dengan kaki nya??

Mereka bilang “kecelakaan di tempat kerja”

Tanpa tunjangan.. tanpa biaya rumah sakit.. tanpa uang sepeserpun dari kantor megah ini..

Siapakah dia???

Pemimpin ku bilang “hanya salah satu pegawai outsourcing”

Pegawai yang tidak jelas masa depan nya.. tidak tahu besok harus makan apa jika hari ini di pecat..

Pegawai yang diperlukan tenaga nya, otaknya dan waktunya untuk berdedikasi tinggi di kantor ini.

Bukan orang penting!!! Bukan manajer berdasi.. bukan direktur bermobil.. bukan siapa-siapa..

Aku tertunduk..

Aku juga outsourcing…

Apa yang terjadi denganku jika besok aku kecelakaan di tempat kerja ini??

Apakah perjuangan ku sejauh ini hanya diberi penghargaan sebuah ucapan “terimakasih telah bekerja dengan baik selama ini” ???

Aku menghela nafas.. lemas.. lelah.. kalut… takut.. tak berdaya..

Kantorku bilang, ini kebijakan kantor..

Teman-temanku bilang.. jangan bicara nurani, jangan katakan berhati..!! jika ingin bicara hal itu, pergi saja ke yayasan sosial.. disini kantor…!!!

Pemimpin ku bilang.. “anda butuh uang bekerjalah!! Jika tidak, silahkan keluar”

Huuffhh..

Tangan ku gemetar.. aku memandang laki-laki yang berjalan pincang itu bekerja penuh semangat..

Berharap hari ini bisa membawa uang 50 ribu untuk keluarga tercinta..

Aku tertegun, memaki otak ku yang tak bersyukur karena sampai detik ini masih bisa bekerja.. meskipun gaji dibawah standar UMR.. setidak nya aku bisa makan..

Aku terdiam..

Membaca titel diploma ku yang tak berfungsi disini..

Membaca jadwal kuliahku untuk mengejar gelar sarjana..

Percuma..

Aku tak tahu apa yang terjadi dengan ku esok hari..

Apa yang terjadi dengan keluarga ku jika aku tak bekerja lagi..

Apa yang terjadi??

Mereka bilang kondisi ini cukup adil.. untuk siapa?? Bukan untuk ku.. bukan untuk lelaki dihadapan ku.. bukan untuk teman-teman outsourcing ku lain nya.. entah adil untuk siapa..

Aku duduk lagi di depan meja komputer ku, tetap tersenyum dan bekerja sepenuh hati..

Bulan ini aku akan bawa pulang gaji harian ku.. gaji dari peluh dan keringatku..

Sambil membayangkan senyum keluarga ku di luar sana..

Semoga Tuhan memberikan aku kesehatan..

Semoga Tuhan memberikan kebahagiaan untuk keluarga ku..

Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun