Sesuai dengan hasil survei dari Kata Data (2023), posisi pertama dengan sebanyak 74,9% responden menggunakan internet untuk memperoleh informasi ataupun berita. Maka dari itu, para industri media, khususnya para jurnalis harus bisa beralih menggunakan platform digital termasuk skill atau keterampilan yang dimiliki.Â
Namun, apakah skill atau keterampilan yang digunakan dalam penyampaian berita menggunakan platform digital hanya satu keterampilan saja? Tidak. Para jurnalis yang telah beralih secara digital harus memiliki kemampuan beragam atau disebut dengan "multiskilled". Kata multiskilled sendiri merujuk pada kemampuan seseorang yang memiliki berbagai keterampilan.
Media yang melakukan konvergensi harus memahaminya sebagai tujuan untuk mempertahankan eksistensi media di tengah era digital ini sehingga multiskilled adalah hal yang wajib. Hal ini menjadi tantangan bagi jurnalis masa depan untuk bisa melakukan segala hal dalam menyampaikan informasi kepada khalayak, termasuk dalam mengemas informasi berita dan melakukan distribusi secara efektif sesuai dengan platform yang akan digunakan.Â
Walaupun para jurnalis hanya memiliki kemampuan dalam menulis, jurnalis tetap dituntut untuk memiliki seluruh kemampuan tersebut mulai dari peliputan hingga pempublikasian berita. Dengan kata lain, jurnalis tidak akan bisa hanya berfokus pada satu kemampuan saja ketika melakukan aktivitas jurnalistik.
Sree Sreenivasan dalam Widodo (2020, h.58) melakukan identifikasi terhadap skill khusus yang dibutuhkan oleh jurnalisme masa depan, salah satunya adalah multimedia storyteller. Jadi, dibutuhkan skill dan tools digital yang tepat dalam menghasilkan suatu informasi dimana berkaitan dengan kemampuan pada produksi, editing, lives streaming video, audio podcast, webcast, photo slideshow, audio slideshow.Â
Sederhananya, seorang jurnalis diharapkan bisa memiliki kemampuan menulis, mengambil gambar dan video, dan penyuntingan video sekaligus. Saat ini, khalayak khususnya generasi muda lebih tertarik dengan informasi berita berbasis multimedia atau melihat informasi berita yang memadukan teks, gambar, video, dan audio dalam satu perangkat media (Resita & Junaidi, 2019).Â
Kemampuan beragam tersebut dapat dilakukan oleh beberapa orang sekaligus, tetapi wartawan yang mempublikasikan berita adalah orang yang sama sehingga wartawan harus bisa menerapkan kemampuan multimedia pada platform cetak, televisi, dan digital. Digital di sini bukan hanya website saja, tetapi media sosial juga digunakan dalam menyebarkan informasi atau berita. Hal ini dikarenakan media sosial menjadi salah satu platform yang mudah bagi generasi muda untuk mengakses informasi di mana saja dan kapan saja.
Terlebih lagi tenaga kerja yang terbatas membuat para jurnalis harus bisa memproduksi konten untuk beberapa media sekaligus. Dengan kata lain jurnalis diharuskan bekerja secara fleksibel dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan media secara bersamaan pada satu waktu sehingga jurnalis dengan multiskill akan memiliki tugas yang beragam dan berat sehingga beban pekerjaan dan tekanannya akan banyak pula.Â
Namun, tantangan lain dapat muncul bagi jurnalis yang harus memiliki kemampuan beragam. Salah satunya adalah teknologi dan tren jurnalisme yang selalu berubah sehingga mau tidak mau, para jurnalis harus bisa menyesuaikan diri dan mengikuti perkembangan di dunia jurnalisme.
Maka dari itu, para jurnalisme masa depan harus tetap bisa memperbarui kemampuan mereka supaya dapat tetap relevan di industri media yang semakin hari selalu berubah. Dengan demikian, para jurnalis di masa depan mampu membuat informasi atau berita dalam waktu singkat dengan akurasi yang tepat pula. Namun, berita yang disebarluaskan juga harus sesuai dengan standar dan kode etik jurnalistik yang berlaku.Â