Mohon tunggu...
Fidel Haman
Fidel Haman Mohon Tunggu... Guru - Guru/Bloger

Penikmat Seni Sastra dan Musik/Pemerhati Pendidikan - Budaya - Ekologi/Pencinta Filsafat - Teologi/Petualang - Loyal dan Berdedikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berbagi adalah Ekspresi Mengasihi

23 Juli 2024   12:29 Diperbarui: 23 Juli 2024   13:04 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum, Syalom, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, dan Salam Kebajikan. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, karena rahmat-Nya kita dapat berjumpa kembali tanpa kurang suatu apapun. Pada kesempatan ini, izinkan saya, Sthefynna untuk menyampaikan ceramah tentang "Makna Berbagi". 

Pernahkah kita merenungkan seluruh perjalanan hidup kita? Bukankah semuanya terjadi karena anugerah Tuhan? Hidup kita adalah anugerah Tuhan. Apapun yang kita miliki dan nikmati dalam hidup ini semata-mata adalah anugerah kasih Allah yang tak terhitung dan tak ternilai. 

Hal ini tergambar begitu jelas dalam Yohanes 3:16: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." 

Namun, bagaimana kita menghidupi anugerah kasih-Nya? Apakah kita hanya menerima dan menikmatinya seorang diri? Bukanlah lebih baik memberi daripada menerima?

Pada hakikatnya, orang yang menyadari anugerah kasih Tuhan akan menjaga hati, pikiran, dan tingkah laku. Mereka selalu dapat mengucap syukur, membangun kebiasaan untuk berbagi dengan sesama, mengejar kekudusan, serta bekerja keras untuk menjadi berkat dan bukan untuk ambisi pribadi. Anugerah itu bukan diperuntukkan diri sendiri secara individualis, melainkan sebagai sarana untuk menghayati kasih. Dalam kehidupan bersama, setiap manusia hendaknya berbagi kasih yang menghidupkan.

Memberi atau berbagi adalah ekspresi dari mengasihi. "You can give without loving, but you cannot love without giving," tutur Amy Charmichael. Terkadang kita memberi bukan karena berkelimpahan, tetapi karena kita memiliki kasih. Semua orang memperoleh anugerah yang berbeda, tetapi kasih tersedia untuk semua orang. 

Tuhan Yesus mengajarkan umat-Nya untuk menjadi "anggur yang tercurah dan roti yang terpecah" dengan menjalani sebuah kehidupan yang berbagi untuk sesama tanpa batas.

 Sebuah pepatah mengatakan, "Kita akan menuai apa yang kita tabur." Dalam hal ini, memberi adalah menabur. Dalam setiap anugerah yang kita terima, harus ada benih yang selalu ditabur. Oleh karena itu, kita harus memberi dengan tiga sikap hati, yaitu "Saya memberi karena saya sudah diberikan anugerah.", "Saya memberi dengan sukacita.", dan "Saya memberi tanpa mengharapkan balasan." 

Jangan lelah memberi dan menabur karena kita akan melihat tuaian yang Tuhan sudah sediakan. Allah kita adalah Allah yang menepati janji-Nya. Sebab, dikatakan dalam Lukas 6:38: "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Dengan demikian, setiap hari adalah anugerah Tuhan yang indah. Kasih menginspirasi dan mendorong kita untuk berbagi. Perbuatan berbagi menjadi tanda bahwa kita mengasihi. Pertanyaannya, apakah kita ingin menghidupi anugerah-Nya dengan berbagi kasih kepada sesama? Sekian dari saya. Salam sejahtera bagi kita semua. Terimakasih.

Tulisan ini dibuat oleh Sthefynna, siswa program MIPA SMA Tarsisius 1. Sthefynna adalah salah satu siswa berprestasi dan menjadi siswa pertama yang mendapat beasiswa PASTI (Perkumpulan Alumni SMA Tarsisius 1). Ia berprestasi baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang humaniora. Sthefynna membuat tulisan ini dalam rangka Ujian Praktek Berceramah pada  Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Agama, sebagai salah satu tahap Ujian Akhir Sekolah. Tulisannya termasuk ceramah pilihan dan dinilai pantas untuk dipublikasikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun