Ada yang datang ada yang pergi. Ada perjumpaan ada juga perpisahan. Dan kenangan adalah jembatan yang menghubungkan keduanya. Kenangan membuat kita tidak lupa bahwa ada kebersamaan yang pernah terajut di masa lalu.
Kenangan adalah alasan kita bercerita, tertawa, berangkulan dan berpelukan. Kenangan pula yang membuat kita menangis dan tak mampu menahan haru. Dan ketika kita berjumpa kembali kenanganlah yang memungkinkan saling sapa, merayakan kegembiraan dan menertawakan kisah-kisah kita yang silam. Â
Dan terutama kenanganlah yang membuat kita saling mendoakan meski berpisah dan tidak lagi bersama dalam waktu yang lama.
Pada Jum’at, 16 Juni 2023 lalu sebuah perpisahan terjadi. Empat rekan kami harus pergi karena alasan pensiun dan juga melanjutkan karir di tempat baru, yakni Bapak Nofendi, Ibu Agnes, Ibu Dian dan Ibu Tiara.Â
Perasaan haru meliputi ruangan kelas XII IPS1. Ada kesan dan pesan juga harapan serta doa mengiringi.
Kenangan bersama mereka adalah pembelajaran bagi saya. Banyak hal positif yang saya dapatkan, bukan terutama karena nasihat atau arahan verbal mereka tetapi lebih karena cara mereka hadir dengan keunikan dan kualitas diri positif yang dipancarkan.
Bapak Nofendi Diyopari, sosok yang tenang, pendiam dan kebapaan. Ketenangan dan kebapaannya membuat saya kagum dan respek. Ia menjalankan tugasnya dengan tanggung jawab dan konsisten. Sesekali kami saling sapa dan ngobrol seadanya bahkan humor.Â
Hal itu terkesan buat saya dan menjadi pelajaran positif dari beliau karena ketenangan dan kebapaannya. Saya mengganggap beliau sebagai orang tua saya yang lebih membimbing dan mengarahkan saya lewat cara hadir atau pembawaannya yang sederhana, tenang dan kebapaan.
Ketiga rekan yang lain juga memberi saya banyak pelajaran positif. Ibu Agnes, ibu Dian dan Ibu Tiara adalah rekan-rekan yang masih sangat muda. Kami tergolong masih sangat unior dan membutuhkan banyak belajar dari senior. Kehadiran mereka selama kurang lebih satu tahun adalah sesuatu yang berharga buat saya.
Saya belajar dari mereka tentang semangat dan kreativitas. Sebagai sesama orang muda, kami mempunyai banyak mimpi dan semangat yang harus terus digali dan dikembangkan sebagai guru. Ada optimisme dan semangat yang besar yang mesti kami wujudkan di hidup dan karya selanjutnya.
Akhir kata selamat berjuang di hidup dan karya selanjutnya. Tuhan Memberkati!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H