Kereta Api saat ini sudah lebih baik dari 10 tahun lalu. Bagi para penikmat angkutan ular besi ini era 2010 ke belakang tentu masih ingat keruwetan alat transportasi ini. Bahkan hal itu masih terasa di tahun-tahun setelahnya yakni 2011 - 2012.
Hal yang paling terasa bagi para penumpang ialah semberawutnya Kereta kelas ekonomi. Harga tiket tergolong paling murah, yakni seharga Rp 1.000. Kelihatan murah, tetapi kenyataannya ada harga lain yang tidak dinilai oleh uang yang harus dibayar. Bahkan harga ini lebih mahal dibanding harga tiket kelas ekonomi kala itu.
Selain tiket seharga Rp 1K, harga lain yang harus dibayar ialah ketidaknyamanan karena berdesak-desakan, panas, gerah, dan keringat serta aroma bau badan yang menyengat. Penumpang meluber hingga duduk dan bergantung di pintu Kereta bagian luar bahkan di bagian atas gerbong. Hampir tidak dikenal namanya kereta dengan pintu tertutup
Tidak hanya itu, di tengah desak-desakan semrawut itu, sesekali bahkan berkali-kali pedagang kaki lima berjalan lewat menjajaki barang jualannya. Tidak satu pun yang melarang mereka. Hal ini seakan diterima sebagai kenyataan yang tidak perlu ditanyakan bahkan dipersoalkan. Semua seakan merasa nyaman di tengah ketidaknyamanan.
Ketidaknyamanan ini hampir tidak dihiraukan para penumpang. Pelanggan-pelanggan pragmatis ini berprinsip asal murah dan cepat sampai, kenyamanan nomor sekian. Terasa derita tetapi selalu dinikmati demi hidup hemat.
Saat ini semuanya berubah. Pelayanan kereta semakin baik. Kenyamanan dan kebersihan terjaga dengan harga yang tentu sangat terjangkau. Sebagai pelanggan, saya merasa dapat menikmati paket komplit hemat; hemat waktu, hemat energi, hemat uang, plus bersih dan nyaman.
Harus diakui, seiring kemajuan zaman, PT. Kereta Api pun juga terus berbenah demi kemajuan. Masih segar dalam ingatan kita sosok Direktur KAI yang berhasil merombak sistem managemen lama pada 10-an tahun silam. Ia mampu mengubah wajah KAI menjadi sebaik sekarang dan memberikan kepuasan bagi pelanggan.
Atas kesuksesannya itu, ia kemudian dipercayakan Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Perhubungan RI pada 2014.
Sosok itu tidak lain adalah Ignatius Jonan. Ia menjabat Direktur Utama  PT. Kereta Api Indonesia sejak 2009 hingga 2014. Integritas, profesionalitas dan rekam jejak leadership dan managerialnya membuatnya pantas dan layak menduduki kursi Menhub dan Menteri ESDM pada 2016 hingga 2019.
Selamat atas perkembangan dan kemajuan PT. KAI. Semoga semakin bermanfaat bagi negeri.