Mohon tunggu...
Fidel Haman
Fidel Haman Mohon Tunggu... Guru - Guru/Bloger

Penikmat Seni Sastra dan Musik/Pemerhati Pendidikan - Budaya - Ekologi/Pencinta Filsafat - Teologi/Petualang - Loyal dan Berdedikasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tubuh Juga Butuh Cinta & Perhatian

12 November 2022   08:30 Diperbarui: 12 November 2022   08:34 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk ke sekian kalinya aku berbaring di bilik tirai-tirai ini. Fisioterapi tahap 2 dimulai hari ini, Jum'at, 11 November 2022. Tentu bukan karena kemauan tetapi keadaanlah yang mengharuskan aku di sini. Seandainya peristiwa naas 28 Juni 2022 lalu itu tidak terjadi, tentu aku tidak akan pernah datang ke sini.

Andai waktu bisa diputar kembali, aku mungkin akan lebih berhati-hati sehingga tragedi 28 Juni itu tidak harus terjadi. Tetapi sudahlah. Semua sudah terjadi. Menolak bukanlah pilihan. Sebaliknya menerima dan merangkulnya adalah pilihan yang bijak, agar tidak larut dalam sesal dan kecewa. Sebab, tidak sesuatu pun diizinkan terjadi tanpa makna. Hal tragis semacam itu sekalipun tetap menyelipkan sisi positifnya. Maka itu, sibuk menemukan makna di balik tragedi adalah lebih berguna daripada terbenam dalam litani sesal-kecewa tak berujung.

Ada di balik tirai ini pun tidak harus disesali, apalagi menghakimi diri yang telah salah di masa lampau. Diri yang cenderung cuek dengan raga. Diri yang lebih banyak mencintai hal luaran daripada perhatian dan sayang pada raga sendiri. Seolah seperti mesin, tubuh dimanfaatkan tanpa jeda istirahat. Bekerja berlarut-larut walau tubuh lemah.

Aku telah banyak kali sewenang-wenang dengan tubuh ini. Demi menebus kesalah dan kesewenang-wenangan itu, aku hadir di sini. Tubuh ini butuh perhatian dan cinta.

"Mas kok otot-otot ini masih kaku ya?", tanyaku sambil menunjuk ke arah otot punggung. "Itu namanya trauma otot mas, makanya kaku", jelas terapis yang super ramah di bilik fisioterapi itu. Dengan alat dan skillnya ia berusaha melemaskan otot-otot punggungku yang kaku.
Ia bercerita banyak hal tentang bagaimana cara mencintai tubuh lewat gerakan-gerakan kecil sederhana. "Tubuh kita yang sekarang adalah hasil dari kebiasaan sekian tahun. Kelainan atau postur tubuh yang tidak ideal tidak bisa diatasi secara instan. Butuh waktu yang lama karena menyangkut mengubah posisi tubuh yang sudah tertanam bertahun-tahun", jelasnya dengan penuh semangat.

Di bilik itu saya belajar mencintai tubuh, bukan hanya saat rasa sakit datang, tetapi di segala waktu.  Belajar mencintai tubuh dalam cara-cara yang sederhana. Seperti aku, tubuh yang sering diabaikan ini juga butuh cinta dan perhatian. Tubuh yang dicintai banyak kali mendukung kita beraktivitas normal dan menciptakan aneka kebahagiaan.

Salemba - Jakarta Pusat

RS Carolus, 11 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun