Masa kuliah adalah periode transisi yang penuh dengan harapan dan ambisi. Namun, tidak jarang remaja di jenjang kuliah mengalami quarter-life crisis, yaitu masa di mana mereka merasa kebingungan dan kecemasan akan masa depan mereka.
Remaja adalah masa transisi yang penuh tantangan dalam hidup seseorang. Pada usia ini, remaja sering menghadapi berbagai perubahan dan tekanan, termasuk tekanan untuk menentukan masa depan mereka.
Tidak jarang, remaja mengalami apa yang disebut sebagai quarter-life crisis, yaitu krisis yang terjadi di pertengahan usia dua puluhan
Remaja sering menghadapi tantangan dan kebingungan dalam menjalani kehidupan dewasa mereka. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah quarter-life crisis, yakni masa ketika seseorang merasa tidak puas dengan pencapaian hidupnya, merasa terjebak dalam rutinitas, dan bingung tentang arah yang harus diambil.
Quarter life crisis, atau krisis paruh baya, adalah fenomena yang dialami oleh banyak orang muda di usia 20-an hingga awal 30-an. Saat ini, generasi muda menghadapi tantangan baru yang kompleks dan sering kali merasa bingung serta kehilangan arah dalam hidup mereka.
Ini adalah saat ketika seseorang merasa terjebak di antara masa remaja dan dewasa, dengan banyak pertanyaan dan kekhawatiran tentang karier, hubungan, identitas, dan tujuan hidup.
Quarter life crisis tidak hanya berlaku untuk individu tertentu, tetapi dapat dialami oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang dan keadaan sosial.
Salah satu penyebab utama quarter-life crisis pada remaja adalah tekanan sosial. Masyarakat seringkali menuntut kesuksesan dan pencapaian tertentu pada usia muda.
Remaja merasa terbebani dengan ekspektasi ini dan merasa tidak mampu memenuhinya. Mereka merasa tertinggal dibandingkan dengan teman-teman sebaya yang sudah mencapai kesuksesan dalam bidang masing-masing.
Selain itu, quarter-life crisis juga bisa dipicu oleh ketidakpastian akan masa depan. Remaja seringkali belum memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang mereka inginkan dalam hidup.