Penulis: Fida Safiya Sholihah (2405945) dan Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd. M.H.
Di tengah derasnya pengaruh globalisasi, Indonesia, negara yang kaya akan tradisi dan budaya, menghadapi sebuah tantangan yang signifikan dalam menjaga identitas nasionalnya. Krisis identitas yang sedang terjadi dapat menggambarkan bagaimana generasi muda saat ini sudah mulai kehilangan arah dalam memahami jati diri mereka sebagai bagian dari bangsa. Berbagai nilai luhur yang seharusnya menjadi sebuah landasan dalam kehidupan bersama, berbangsa, dan bernegara mulai tergerus oleh dampak  dari budaya asing yang terus masuk. Dalam hal ini, pendidikan Pancasila sebagai bidang studi yang diharapkan dapat mendukung dalam pembentukan karakter bangsa menjadi sangat relevan untuk dapat dieksplorasi lebih jauh.
Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila bukan hanya sekadar sebuah simbol atau teori yang ada dalam Undang-Undang Dasar 1945, melainkan juga sebuah pedoman hidup yang seharusnya dapat kita semua terapkan dalam kehidupan sehari-hari dari setiap aspek kehidupan masyarakat. Pancasila memiliki lima sila dengan makna yang sangat dalam, yang mana jika diterapkan secara tepat, dapat menciptakan sebuah keseimbangan dalam kehidupan setiap individu, masyarakat, bangsa, dan negara. Namun, sudahkah kita benar-benar memahami dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari? Ini menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pendidikan Pancasila saat ini.
Salah satu masalah utama yang dihadapi dalam masalah krisis identitas adalah pergeseran nilai budaya yang menyebabkan banyak orang, terutama pada generasi muda, kehilangan pegangan hidup. Banyak di antara kita lebih familiar dengan budaya luar atau asing dibandingkan dengan budaya lokal. Fenomena ini sering terjadi karena banyak masyarakat yang cenderung memilih budaya luar yang terlihat lebih modern dan terlihat lebih menarik. Selain itu, dengan semakin kuatnya pengaruh media sosial dalam kehidupan sehari-hari, banyak nilai-nilai yang dulunya dihargai namun sekarang mulai memudar. Hal ini yang membuat banyaknya generasi muda tidak lagi mengetahui identitas sejati dari bangsa Indonesia.
Pendidikan Pancasila muncul sebagai solusi untuk dapat mengatasi tantangan tersebut. Melalui pendidikan Pancasila, diharapkan generasi muda dapat kembali mengenali dan memahami nilai-nilai luhur yang ada di dalam Pancasila, seperti persatuan, gotong royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap kemanusiaan. Pendidikan Pancasila ini juga bisa menjadi alat penting dalam membentuk karakter bangsa yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga  memiliki etika dan moral yang sesuai dengan nilai dalam Pancasila. Selain itu, dengan mendalami Pancasila, diharapkan seluruh masyarakat dapat menginternalisasi nilai-nilai ini dalam kehidupan mereka sehari-hari, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun di masyarakat.
Salah satu faktor penting dalam pendidikan Pancasila adalah bagaimana cara pengajaran yang dilakukan oleh para guru agar materi tersebut relevan dengan kehidupan siswa. Mengingat anak-anak pada saat ini tumbuh di era yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan era sebelumnya, metode mengajarkan Pancasila juga harus disesuaikan. Dengan menggunakan pendekatan yang lebih interaktif dan lebih mengaitkan kepada nilai-nilai dari Pancasila dengan situasi nyata, siswa akan lebih mudah dalam memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan menghubungkan sila-sila dalam Pancasila dengan isu-isu sosial yang berkembang, siswa akan merasa lebih terhubung dengan pelajaran tersebut.
Selain itu, peranan orang tua juga sangat krusial dalam pengajaran Pancasila. Pendidikan yang diberikan di sekolah tidak akan optimal tanpa tidak adanya dukungan dan penguatan dari keluarga. Orang tua seharusnya sudah mulai menanamkan nilai-nilai dari Pancasila di rumah sejak awal, agar anak-anak dapat mampu lebih memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dengan menerapkan cara ini, tanggung jawab pendidikan Pancasila tidak hanya terletak pada pihak sekolah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga dan lembaga pendidikan.
Permasalahan identitas yang saat ini dialami bangsa Indonesia adalah isu yang tidak dapat  bisa diselesaikan dengan cepat. Akan tetapi, dengan memperkuat pendidikan Pancasila, kita bisa mulai menciptakan generasi yang memiliki pemahaman mendalam tentang jati diri dan identitas bangsa. Pendidikan Pancasila juga dapat membentuk karakter bangsa yang kokoh, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan global tanpa melupakan warisan budaya serta nilai-nilai luhur bangsa.
Dengan demikian, pendidikan Pancasila lebih dari sekadar pelajaran, melainkan sebuah proses pembelajaran yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, kita sebagai generasi muda, yang kelak akan menjadi pendidik dan pemimpin di masa depan, harus dapat benar-benar memahami betapa pentingnya pendidikan Pancasila dalam membangun karakter bangsa. Melalui pendidikan Pancasila yang efektif, kita dapat menghadapi krisis identitas ini dengan keyakinan dan semangat untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H