Seiring berkembang pesatnya kehidupan masa kini, peran tenaga kesehatan merupakan salah satu yang tidak dapat dipisahkan. Kita bisa melihat profesi ahli gizi sebagai contohnya. Meskipun pada era modern ini, tentu saja banyak masyarakat yang telah sadar akan pentingnya peran gizi bagi kesehatan tubuh, tetapi tetap saja profesi ahli gizi akan terus diperlukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan. Terlebih lagi, profesi ahli gizi memiliki tujuan yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau dikenal juga dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Hal tersebut tertera pada SDGs poin kedua, ketiga, dan kedua belas. SDGs poin kedua yaitu "tanpa kelaparan", SDGs poin ketiga memiliki fokus "kehidupan sehat dan sejahtera", dan SDGs poin kedua belas membahas mengenai "konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab".Â
Seperti yang kita ketahui, gizi berperan penting dalam pertumbuhan, perkembangan, produktivitas kerja, dan banyak aspek kehidupan lainnya, terutama di dunia kesehatan. Banyaknya peran penting gizi menyebabkan ahli gizi memiliki peran yang krusial dalam masyarakat. Hal tersebut mencakup tata laksama gizi klinik, manajemen pelayanan gizi masyarakat, penanganan gizi di rumah sakit maupun puskesmas, hingga dalam cakupan yang lebih besar yaitu pengelolaan makanan di institusi. Tidak sampai situ saja, peran ahli gizi juga diperlukan dalam pendidikan, riset, kegiatan wirausaha, pemasaran produk gizi, hingga berkolaborasi dengan tim tenaga kesehatan lain dan lintas sektoral.Â
Gizi tidak hanya berhubungan dengan dunia kesehatan saja, tetapi gizi juga berhubungan dengan perkembangan ekonomi masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan salah satu cabang ilmu gizi, yaitu gizi industri. Berbeda dengan gizi klinik yang fokusnya lebih terarah kepada pemenuhan kebutuhan gizi manusia, gizi industri lebih berfokus pada bagaimana kita menganalisis kandungan gizi dari suatu produk yang akan di produksi pada perusahaan atau institusi tertentu.Â
Untuk mengetahui bagaimana realita profesi ahli gizi di lapangan, pada tanggal 5 November 2024, saya mengunjungi salah satu puskesmas di kawasan Surabaya Timur, lebih tepatnya di Kecamatan Mulyorejo. Puskesmas Mulyorejo memiliki 2 lantai. Lantai 1 berisikan ruang pelayanan KIA, preeklamsia, dan anak yang dikategorikan sebagai klaster 2, ruang pelayanan umum dan lansia yang dikategorikan sebagai klaster 3, dan lintas klaster yang berisi ruang rekam medis hingga gudang obat. Sementara, di lantai 2 terdapat ruang tata usaha yang dikategorikan sebagai klaster 1, ruang konseling kesehatan lingkungan yang dikategorikan sebagai klaster 4, dan berbagai macam lintas klaster, salah satunya adalah ruang konseling gizi.Â
Pada saat itu, saya mengunjungi lantai 2 dan langsung menuju di mana ruang konseling gizi berada. Di sekitar ruang konseling gizi tersebut, terdapat beberapa banner infografis berisi berbagai macam informasi mengenai kesehatan gizi. Mulai dari gerakan nasional aksi bergizi, info mengenai layanan unit gizi, hingga infografis mengenai pencegahan stunting. Banner-banner infografis tersebut dikemas dengan design yang fresh sehingga siapapun yang membacanya tidak akan bosan. Letak banner infografis ini juga sangat strategis, yaitud di depan kursi tunggu pasien dan di samping ruang konseling gizi berada. Hal tersebut memudahkan masyarakat yang berkunjung ke puskesmas untuk menjangkau banner berisi infografis tersebut.Â
Itulah penjelasan mengenai profesi ahli gizi, mulai dari proyeksi profesi ahli gizi hingga realita di lapangan. Sama seperti profesi tenaga kesehatan lain, profesi ahli gizi akan senantiasa diperlukan bagi masyarakat sekitar guna memenuhi asupan gizi mereka.
Dinata, D.I., Sulastri, M., Wahyudi, F. M., Rustikayanti, R. N., & Aligita, W. (2022). Bersinergi Meningkatkan Pemahaman Nutrisi Melalui Pilar SDGs "Tanpa Kelaparan" di Desa Rancaekek Kulon. Jurnal Kreativitas Pengabdian kepada Masyarakat, 5(12). https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kreativitas/article/view/7613 [online] (Diakses pada 17 Desember 2024)Â
Nomira, Syarifah Rozati. (2024). Relevansi Gizi dan Kesehatan. Public Health Journal, 1(2), 1--3. https://teewanjournal.com/index.php/phj/index [online] (Diakses pada 17 Desember 2024)Â
Zulfiani, E., & Layinatul Fuadah, L. (2023). Peran Gizi dan Ahli Gizi Dalam Upaya Pembangunan Nasional di Indonesia. Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO), 6(1), 211-217. https://doi.org/10.59141/jsi.v6i01.76 [online] (Diakses pada 17 Desember 2024) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H