Mohon tunggu...
Faiza Rusyda Sabila
Faiza Rusyda Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Undergraduate Nutrition Sciences Student at Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stunting di Indonesia dan Upaya Pencegahannya

28 Agustus 2024   17:05 Diperbarui: 28 Agustus 2024   17:09 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tidak semua orang sadar bahwa permasalahan stunting di Indonesia merupakan masalah serius yang sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak juga generasi masa depan.

Data United Nation (2020) tertulis bahwa lebih dari 149 juta anak-anak di seluruh dunia mengalami stunting, termasuk 6,3 juta di antaranya merupakan anak-anak Indonesia. Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia masih berada di angka 21,5%, sementara target penurunan yang harus dipenuhi pada tahun 2024 adalah 14%.

Meskipun kasus stunting terus menurun setiap tahunnya, bukan berarti kita melupakan masalah ini. Anak-anak penderita stunting tidak hanya terjadi pada keluarga yang tidak berkecukupan, tetapi juga dapat terjadi di tengah-tengah keluarga yang berkecukupan. Dari sini bisa disimpulkan bahwa penyebab stunting bukan hanya masalah ketidakmampuan, tetapi juga kurangnya pendidikan dan pengetahuan mengenai stunting di masyarakat kita.

Untuk memotong permasalahan stunting yang kian memanjang ini, kita, rakyat Indonesia memiliki peran yang sangat penting untuk mengupayakan pencegahan stunting sejak dini.

Bagaimana langkah preventif yang bisa kita lakukan ke masyarakat? Cara mudahnya adalah dengan melakukan pendekatan ke masyarakat sekitar dan mempromosikan tentang pencegahan stunting sejak dini.

Lalu, apa saja cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting sejak dini? Pencegahan stunting sejak dini dapat dimulai dari usia remaja. Remaja putri disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah dan melakukan skrining anemia.

Kemudian, pada saat memasuki masa kehamilan, sangat dianjurkan bagi ibu hamil untuk memeriksakan kondisi kehamilan kepada dokter. Ibu hamil juga perlu memenuhi asupan nutrisi yang baik selama masa kehamilan dan menjaga asupan mineral.

Masuk ke masa balita, hal yang harus dilakukan untuk mencegah stunting adalah dengan menerapkan inisiasi menyusui dini (IMD), melakukan pemeriksaan rutin ke dokter atau posyandu maupun puskesmas, melakukan imunisasi rutin, memberi bayi ASI Ekslusif dan diteruskan oleh MPASI yang bergizi, melakukan pemantauan tumbuh kembang anak, dan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat.

Referensi:

Susanti, Desi Fajar. (2022, 26 Agustus). Mengenal Apa Itu Stunting. Diakses pada 28 Agustus 2024, https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting

Rokom. (2024, 25 Juli). Peringatan HAN 2024 Jadi Momentum Lindungi Anak dari Stunting dan Polio. Diakses pada 28 Agustus 2024, https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240723/4346087/peringatan-han-2024-jadi-momentum-lindungi-anak-dari-stunting-dan-polio/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun