Sekolah Kecil dan Perayaan Rasa Syukur
Saya masih bergelut dengan pikiran-pikiran kedepan, bagaimana sekolah kecil kami ini menjadi sekolah yang bisa bertahan, sekolah yang sustained, sekolah yang setiap musim PPDB mendapat banyak murid.
Tapi, hari ini saya melihat ada rasa syukur yang perlu dirayakan karena sekolah yang masih kecil itu.
Tidak tembus ratusan orang, interaksi antar murid satu sama lain terlihat jelas di mata sangat manis, erat, dan kuat.
"Ada satu kali, saya tidak sengaja bahkan tanpa sadar melihat bagaimana kedekatan antara kelas XI SMA dengan kelas X yang tidak banyak itu. Saling meramaikan kelas masing-masing secara bergantian, kadang di Kelas X, pekan depan lagi di kelas XI. Berbincang, membuat mie instan, bahkan nge-rujak di hari-hari yang panas."
Sengaja, beberapa kali saya mengatakan untuk membuat kelas nyaman dan damai, mereka bisa membawa karpet, alat masak, kipas, apapun yang meramaikan kelas. Alhasil, pekan selanjutnya mereka membawa barang-barang tersebut.
"Bahkan, ketika ada tambahan murid baru, anak-anak girang bukan main, "Teman Baru, Bu!" Lalu, tiba-tiba saya mendapatkan kabar mereka sudah menyiapkan pesta penyambutan kecil-kecilan dengan trend Tik-Tok yang mereka lihat. Katanya, murid baru tersebut akan mereka rayakan dengan seblak, es teh, dan tidak lupa rujak."
Saling, setiap hari saling itu dirajut di ruang kelas, sudut-sudut koridor, lantai musola sekolah, tangga, ketika pembelajaran berlangsung, di atap-atap kantin sekolah, di ruang guru, di lapangan sekolah, baik murid maupun guru saling berinteraksi dan menghasilkan bounding kedekatan yang akhirnya sangat erat.
Bagaimana tidak? Murid yang tidak belasan itu, bahkan mereka bersembunyi dibalik tembok kelas pun, akan terlihat jelas dibawah pelupuk mata setiap orang yang ada di sekolah, Adik kelas bisa sesuka hati menjaili kakak kelas di sudut-sudut sekolah kecil kami, kakak kelas dengan mudah diketahui ketika bolos pembelajaran, murid yang sedikit itu akhirnya bisa kami tangani satu-persatu tanpa terkecuali.
Jadi, mari rayakan sekolah kecil itu dengan nikmat rasa syukur bahwa setiap warga sekolah bisa memiliki interaksi yang lebih dari biasanya, bagaimana guru, adik kelas, kakak kelas dan antar teman saling mengikat emosi setiap hari nya di ruang-ruang mungil sekolah.
Kita tidak pernah tau, kapan lagi masa ini akan bisa terulang, lebih-lebih di hari depan doa-doa yang saya layangkan terkabul, tembus sudah ratusan bahkan ribuan orang