Dari perempatan jalan aku memilih untuk belok kiri masuk bulan maret. Bulan ketiga. Lurus terus sampai dibawah pohon mahoni aku masuk ke pekarangan. Aku jalan,sendiri melangkah. Memulai penjemputan pertama.
Diawal penjemputan pertama, perjalananku di pekarangan. Aku memasuki hari-hari berat. Setiap hari aku disuguhi kertas-kertas yang ada tulisan A-E yang harus aku pilih belum lagi lima nomor yang memaksaku untuk menumpahkan isi hati dan pikiranku yang di dominasi hati (wkwk) untuk ditumpahkan dan aku harus mengakui hasilnya dari penjemputan ini agak mengecewakan.intinya ketas-kertas itu menyusahkan. Susahhh.
Setelah perkarangan yang menyusahkan aku harus bersedia dengan penjemputan kedua. Aku melangkah ke depan pintu rumah lalu aku buka dan bosan. Minggu kedua di bulan ketiga cukup membuatku nangkir diatas pikiranku yang mulai kacau yang jatunnya membosankanku. Apalagi sekolah. Dari dulu memang aku bermasalah dengan 'semangat ber-sekolah’ alasannya? mungkin aku kurang piknik saja. Juga karena hatiku yang sedang dan masih dirawat untuk pemulihan intensif agar menjadi netral dan damai kembali. Ingat,aku bukan melupakan, aku mengobati. Sebabnya?,karena penjemputan pertama berhasil membuatku masuk IGD secepat yang bisa dilakukan. Akhirnya dari bosan adalah gemas ingin mengakhiri penjemputan kedua ini.
Do'aku untuk dikasih sensasi taburan piknik berhasil dikabulkan. Aku diberi kesempatan mengambil cuap-cuap ilmu dan tentunya piknik. Kemana? ada deh. Besoknya, aku malah dikasi dessert paling 'ah,gitulah’ kalian harus coba ya ! coba turun pake tali,sendirian,dari ketinggian 10 M. sensasinya ? kalian coba dulu deh baru setelah coba, aku dan kamu bisa sharing soal sensasinya. gimana ? alhasil,setelah buka pintu aku melangkah menuju sofa dan penjemputan ini berhasil membuatku rileks.
Mau tau ? aku dapet bonus. Setelah hari-hari penuh dengan kesulitan dan kebosanan dan kerileksan aku dikasi kado paling gak bisa, alias susah move on dan kado itu adalah. Ada deh.
Aku duduk di sofa dan aku mulai berpikir. Aku tau ini penjemputan terkahirku dan ternyata aku baru menyadari kata orang orang tua dulu : awal baik akan diakhir dengan baik pula dan awal yang sulit akan diakhiri dengan sulit juga. Jadi memang penjemputan akhir ini sangat sulit aku lalui.
Aku khilaf tapi tidak tersesat tapi aku coba lanjut merakit lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H